Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tumpuan Keadilan Rawls

gambar
Rp.70.000,- Rp.55.000,- Diskon
Judul: Tumpuan Keadilan Rawls
Penulis: Andi Tarigan
Penerbit: Gramedia, 2018
Tebal: 244 halaman
Kondisi: Baru (Ori Segel)

Hidup bersama seperti apa yang kita inginkan? Hidup bersama yang adil. Itu jelas tak dapat ditawar. Tak seorang pun ingin dicampakkan dari hidup bersama hanya karena warna kulit atau keyakinan yang berbeda. Juga tak seorang pun ingin disingkirkan hanya karena kepemilikan dan kekuasaan tak ada di genggamannya. Namun perkaranya, seperti apa persisnya hidup bersama yang adil? Apa yang adil dan tidak adil? Apa itu keadilan? Demikianlah status quaestionis yang melandasi seluruh pencarian dalam buku ini.

Dalam upaya pencarian itu, Theory of Justice karya John Rawls (1921–2002) tampil memberikan tilikan yang subtil, sistematis, dan mendalam. Dengan menunggangi teori kontrak sosial sebagaimana dipahami Hobbes, Locke, Rousseau, dan Kant—yang juga diuraikan satu per satu dalam buku ini—Rawls menyodorkan gagasan tentang Posisi Asali (Original Position) sebagai syarat transendental yang memungkinkan justice as fairness.

Melalui Theory of Justice, Rawls telah memicu perdebatan. Namun, terlepas dari perbantahan yang sampai hari ini terus terjadi, layak diakui bahwa melalui gagasan Posisi Asali, Rawls telah menyodorkan suatu instrumen berpikir untuk menimbang ulang apa itu keadilan dalam hidup bersama—yang saat ini tampak gugup menanggapi hadirnya kecerdasan artifisial.

“Hidup bersama itu teka-teki membentuk tatanan yang tidak habis disengketakan. Hanya saja, sering dilupakan bahwa bahan mentah tatanan itu adalah manusia sebagai warga. Kapasitas apa yang diandaikan dari manusia-warga agar tatanan hidup bersama itu mungkin? Buku ini memandu kita menggali jawabannya.” —Dr. B. Herry Priyono, Ketua Pascasarjana Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara

“Satu topik filsafat yang sangat serius sekaligus mendesak, terutama dalam situasi sosial politik kita yang timpang, disajikan dengan jernih dan mudah dipahami.” —Eka Kurniawan, penulis
Pesan Sekarang