Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Strategi Kunci Penjualan Penerbit Top Indonesia

Sari Meutia adalah CEO Mizan Publishing, salah satu penerbit terbesar di Indonesia yang bertanggung jawab untuk menerbitkan sekitar 600 judul buku per tahun. Perusahaan ini menawarkan berbagai buku fiksi, kesehatan, bisnis, anak-anak, referensi, agama dan nonfiksi umum. Mizan adalah penerbit Indonesia dari beberapa buku terlaris internasional seperti The Casual Vacancy (2012) karya J.K. Rowling, Inferno (2013) karya Dan Brown, Go Set A Watchman (2015) karya Harper Lee, dan penerbit dominan dari buku anak-anak di Indonesia.

Didirikan pada tahun 1983 -awalnya, untuk memamerkan karya-karya pemikir Muslim- Mizan tidak melakukan penjualan internasional hingga tahun 2005. “Konten yang kami jual secara dominan adalah buku anak-anak muslim dan buku agama, dimulai dengan negara tetangga kami Malaysia,” kata Meutia, “tapi kami mulai melihat peluang pada tahun 2012 ketika kami melihat pasar tumbuh ke wilayah lain, meliputi Australia, Pakistan dan Turki.”

Hari ini, ambisinya adalah menemukan pasar baru di luar negeri untuk jangkauan perusahaan dari buku anak-anak Muslim. “Ada banyak wilayah di mana populasi Muslim tumbuh tetapi tidak mudah untuk menemukan judul buku-buku populer berkualitas tinggi. Ini merupakan kesempatan bagi kami, dan kami sedang mengembangkan konten anak-anak lebih luas yang ingin kami jual ke pasar Eropa dan Amerika. China juga negara lain yang kami ingin jangkau.”

Sama seperti di Brazil, di mana geografi negara yang luas dari dan infrastruktur toko buku yang terbatas membuat penjualan dan distribusi yang sulit, Indonesia -yang tersebar di kepulauan lebih dari sepuluh ribu pulau- menghadapi tantangan serupa. “Sementara Mizan Publishing berfokus pada produk ritel yang dijual melalui rantai toko buku, Pelangi Mizan menerbitkan buku-buku referensi dan pendidikan dalam bentuk paket multi-set dan memasarkan melalui penjualan langsung,” kata Meutia -dan itu merupakan area yang tumbuh secara signifikan. “Pada 2012, kami hanya punya 200 orang yang bekerja pada penjualan langsung. Sekarang, mengejutkan, kami memiliki hampir 5.000, sebagian besar ibu-ibu yang bekerja dari rumah dan melakukan pemasaran online. Penjualan meningkat empat kali sejak 2012, dan satu orang dapat memperoleh hingga 50 juta per bulan jika mereka sukses.”

Dia mencatat bahwa untuk orang asing yang mencari penjualan dengan Indonesia, mereka harus memahami bahwa orang Indonesia itu sensitif harga tapi juga terhubung dengan baik ke dunia luar dan ingin mengikuti tren terbaru. Bagi mereka yang ingin menjual ke Indonesia, kuncinya adalah memastikan untuk memperkenalkan konten yang benar-benar relevan dengan pasar dan “mengenali batas-batas dan kepekaan budaya lokal.”

Oleh: Edward Nawotka