Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Persaingan Buku Bestseller Motivator Kelas Dunia di Indonesia

Buku-buku manajemen bisnis dan kiat sukses karya penulis asing sudah lama membanjiri toko-toko buku di Indonesia. Contohnya buku The 7 Habits of Highly Effective People karya Stephen Covey. Buku yang pertama kali diluncurkan pada 1989 ini sudah diterjemahkan ke 38 bahasa. Hingga sekarang sudah terjual lebih dari 15 juta eksemplar di seluruh dunia.

Akhir November lalu, Covey berkunjung ke Jakarta untuk meluncurkan buku terbarunya, The 8th Habit: From Effectiveness to Greatness. Peluncuran buku setebal 500 halaman --edisi bahasa Indonesia terbitan Gramedia Pustaka Utama-- ini terbilang istimewa. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkenan membuka acara tersebut. Sekitar 2.000 manajer dan eksekutif bisnis menyimak ceramah Covey selama 200 menit.

Covey memaparkan, jika orang menemukan suaranya dengan menjawab panggilan suara agung di hatinya, maka itulah keagungan. Fondasi segala prestasi dan keunggulan adalah spiritualitas yang berlandaskan nurani yang jernih, hati yang bening, dan akal budi yang cerah. "Semuanya harus berdasarkan prinsip-prinsip sejati," Covey menjelaskan.

Memang, nama Stephen Covey dalam pentas bisnis global sudah diakui. Ceramahnya di berbagai seminar selalu menyedot banyak peminat. Petuahnya bak ajaran suci. Pada 1996, ia dinobatkan sebagai salah seorang dari 25 tokoh di Amerika yang berpengaruh dalam penjualan dan pemasaran versi majalah Time.

Buku-buku Covey selalu masuk dalam daftar bestseller. Pada 2002, majalah Forbes memasukkan The 7 Habits of Highly Effective People di antara 10 buku manajemen paling berpengaruh. Malah, berdasar survei yang dilakukan Chief Executive Magazine, buku tersebut menjadi salah satu dari dua buku paling berpengaruh pada abad ke-21. Bukunya yang lain, seperti First Things First dan The 7 Habits of Highly Effective Families, tak kalah larisnya.

Buku teranyar Covey, seharga Rp 160.000, sejak diluncurkan November lalu hingga saat ini sudah terjual sekitar 400 eksemplar. Namun, menurut Herry Purnama, supervisor penjualan PT Gramedia, tak semua buku manajemen terjemahan bisa sesukses karya Covey. Bahkan buku manajemen karya orang Indonesia lebih laku di pasaran. "Buku terjemahan hanya beberapa yang laku keras," katanya kepada Basfin Siregar dari Gatra.

Sukses Covey diikuti oleh Robert Kiyosaki yang menulis buku Rich Dad, Poor Dad. Buku ini selama 210 pekan masuk dalam daftar buku nonfiksi bestseller di harian The New York Times. Sudah diterjemahkan ke 36 bahasa dan terjual lebih dari 20 juta eksemplar di 84 negara. Kiyosaki pun pernah berkunjung ke Indonesia, November tahun silam, untuk mempromosikan bukunya. Kemudian berceramah dalam sebuah seminar dengan tiket Rp 3,5 juta per orang.

Menurut dia, sebagian besar pendidikan hanya mengajari orang bagaimana bekerja keras untuk uang. Tapi tidak ada yang mengajarkan bagaimana uang bekerja keras untuk mereka. Permainan cashflow, begitu Kiyosaki menyebutnya dalam buku tersebut, akan memberikan pemahaman soal akuntansi dan investasi hanya dalam waktu tiga jam.

Riwayat hidup Kiyosaki lumayan menarik. Lahir dari keluarga pendidik, ia pernah dikirim ke sebuah kolese di New York. Kemudian bergabung dalam korps Marinir Amerika Serikat dan pergi ke Vietnam sebagai perwira sekaligus pilot helikopter tempur.

Setelah perang, ia bergabung dengan Xerox sebelum membuka usaha sendiri pada 1977. Delapan tahun kemudian, ia mendirikan usaha pendidikan yang mengajarkan soal bisnis dan investasi. Tahun 1994, di usianya yang 47 tahun, ia menjual semua usahanya dan pensiun.

Pada saat itulah, ia menulis buku yang memberikan pemahaman dan kiat bagaimana menjadi kaya dengan membiarkan uang yang bekerja keras. Buku pertamanya, Rich Dad, Poor Dad, meledak. Kemudian Kiyosaki meluncurkan buku lainnya, seperti Cashflow Quadrant, Rich Dad: Guide to Investing, dan terakhir Ritire Young Ritire Rich. Semuanya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Jauh sebelumnya, Peter F. Drucker lebih dulu dikenal di Indonesia. Meskipun pemikirannya lebih banyak dibahas di kalangan akademisi, kredibilitasnya sebagai pemikir manajemen diakui pelaku bisnis. Saat meninggal pada 11 November lalu di usia 96 tahun, ia sudah menulis sekitar 40 buku manajemen. Buku terakhirnya, The Effective Executive in Action, akan diluncurkan Januari tahun depan.

Kholis Bahtiar Bakri
Majalah Gatra, 7 / XII 31 Desember 2005