Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Dracula: Pembantai Umat Islam dalam Perang Salib

Judul: Dracula: Pembantai Umat Islam dalam Perang Salib
Penulis: Hyphatia Cneajna
Penerbit: Navila Idea, 2008
Tebal: 204 halaman
Kondisi: Bekas (cukup)
Harga: Rp. 40.000 (blm ongkir)
Order: SMS/WA 085225918312


Vlad Tsepes III (1431-1476), yang lebih populer dengan nama Dracula dilahirkan di Transylvania, Rumania. Ia merupakan anak kedua dari perkawinan Vlad II dan Cneajna, seorang putri Moldavian. Sebagai darah biru, selain mendapatkan pelajaran agama, Dracul juga gemar mempelajari ilmu sosial dan eksakta. Di samping itu dia sangan gemar berlatih berperang. Karakter yang dingin, pembangkang dan suka berkelahi kemungkinan disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang hingar bingar dengan perang, terutama perang salib yang berkecamuk saat itu.

Para sejarawan memperkirakan korban dari kekejaman DracuLa antara 100.000-500.000 orang yang berasal dari berbagai kalangan. Dracula bisa dikatakan sebagai kreator penyiksaan, metode penyiksaan yang belum pernah ada dia ciptakan untuk memenuhi hasrat gilanya akan darah dan jeritan korba yang sekarat. Metode penyiksaan ala Dracula yang populer dan paling sering digunakan adalah:

“PENYULAAN”

“Sula” merupakan kayu sebesar lengan orang dewasa yang ujungnya runcing. Alat seperti ini digunakann oleh Dracula untuk menusuk seseorang dibagian (maaf) dubur hingga tembus ke kepala.

Biasanya si korban ditidurkan terlentang di atas meja dalam keadaan tanpa busana, kemudian tiga atau empat prajurit memegangi kaki dan tangan korban untuk memudahkan penyulaan. Setelah korban di pegang dengan kuat Dracula akan memasukan sula lewat dubur, tentu saja si korban akan meronta-ronta dan berteriak kesakitan seringkali sampai pingsan berkali-kali karena menahan rasa sakit yang tak terhingga. Tapi Dracula tetap melakukan dengan tenang tanpa menghiraukan teriakan korban yang kesakitan.

Setelah masuk kedalam badan si korban, sula kemudian dipancangkan keatas tanah. Dalam keadaan tegak lurus ini tubuh korban akan turun dengan pelan mengikuti berat badannya. Sula yang runcing itu akan akan tembus kebagian tubuh korban lainnya seperti jantung dan paru-paru. Kemudian ujung runcing nya akan keluar melalui kepala, mulut, dada, punggung atau tenggorokan.

Korban yang disula akan mati secara perlahan-lahan. Setiap inci sula yang masuk kedalam tubuh menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. Diatas sula mereka akan bergerak kesana kemari menahan rasa sakit yang begitu pelan-pelan datangnya. Sementara itu, Dracula duduk tenang di depan meja sambil menikmati makanan dan minuman dengan wajah yang penuh kegembiraan.

Selain penyulaan, Dracula memiliki banyak teknik dan lokasi penyiksaan. Selengkapnya silahkan baca saja di buku SULTAN MEHMED II SANG PEMBANTAI DRACULA (Orhan Basarab, Darul Ikhsan 1429 H). Tetapi yang paling penting dan harus dicatat dalam sejarah adalah Dracula sebagai panglima Perang Salib di Wallachia telah membantai dengan keji kurang lebih 300.000 umat Islam. Salah satu suratnya kepada Matthias Corvinus, sebagai berikut:

11 February 1462

Baginda Yang Muia,

Aku telah membunuh laki-laki dan perempuan, muda dan tua yang tinggal di Oblucitza dan Novoselo. Ditempat ini Sungai Danube mengalir ke laut. Di bagian atas, Danube akan melintasi Rahano, dekat Chilia dan kemudian melintasi Samovit dan Ghighen.

Sungai Daneube menjadi saksi bahwa aku telah membunuh 23.844 orang islam yang berasal dari Turki dan Bulgaria. Aku juga telah membakar rumah-rumah mereka dengan jumlahnya yang tak terhitung lagi.

Kebesaranmu harus mengetahui bahwa aku telah menantang Sultan Turki Ottoman secara terbuka.

Salam hormat,

Dracula

Dan akhirnya Sultan Turki yang bernama Muhammad Al-Fatih atau yang lebih dikenal dengan Mehmed II inilah yang memancang kepala Dracula di tengah Alun-alun kota konstantinopel. Tubuh Dracula sendiri masih jadi perdebatan dimana dikuburkannya.