Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Si Majenun dan Sayid Hamid

gambar
Rp.98.000,- Rp.50.000 Diskon
Judul: Si Majenun dan Sayid Hamid
Penulis: Goenawan Mohamad
Penerbit: Gramedia, 2018
Tebal: 208 halaman
Kondisi: Bagus (Ori Segel)

Salah satu novel yang menggemparkan dunia adalah novel karya Miguel de Cervantes yang berjudul Don Quixote. Di Indonesia lebih dikenal dengan Don Kisot. Novel ini mengisahkan tentang seorang pahlawan atau ksatria yang bertingkah laku aneh, mirip orang gila yang dikenal dengan Si Majenun. Novel ini dianggap menggemparkan karena menceritakan tentang kesedihan manusia, bahkan yang paling sedih. Namun anehnya, walaupun mengisahkan tentang kesedihan, ia dapat membuat pembaca tertawa.

Yang membuat takjub, buku fiksi Cervantes tersebut merupakan novel Eropa pertama yang membangkitkan respon dari pengarang-pengarang ternama di pelbagai penjuru. Ada Borges, Foucault, Walter Benjamin, dan Milan Kundera. Mereka semua berkomentar tentang novel tersebut dengan berbagai disiplinnya. Novel ini semacam karnaval dengan gerak dan topeng-topeng yang muncul dan menghilang.

Buku berjudul Si Majenun dan Sayid Hamid yang ditulis Goenawan Mohamad ini adalah sebuah telaah buku sastra yang mengupas tentang novel Don Quixote (Don Kisot) tersebut. Penggambaran Goenawan Mohamad terhadap novel Don Kisot merupakan telaah pertama di Indonesia.

Buku ini mencoba menangkap kembali, menyeleksi, dan mengkritisi, pembicaraan yang beragam tentang Don Kisot. Ada banyak sisi yang diceritakan Goenawan di buku ini. Diantaranya ia mengisahkan sekaligus membahas tentang asal-usul Don Kisot, kemudian siapa si Sayid Hamid dan Sancho, seorang budak yang ditawari menjadi gubernur oleh Don Kisot. Melalui kepiawaiannya dalam mengulas, Goenawan membahasnya dengan berbagai perspektif. Ini jarang terjadi di Indonesia karena eksplorasi buku sastra utamanya tentang Don Kisot itu minim.

Membedah narasi dalam novel tentu tidak mudah dilakukan. Dalam hal ini Goenawan telah sukses melakukannya. Inilah bentuk kreativitas, inovasi, dan pemikiran segar yang dituangkan Goenawan dalam buku ini. Setidaknya pendekatan filsafat dan sastra mewarnai ulasan novel Don Kisot ini. Hal ini tidak lepas dari latar belakang keilmuan Goenawan yang bergerak di bidang sastra dan filsafat.

Dalam filsafat, Goenawan mengambil pemikiran Marx, Hegel, dan Descartes untuk membedah novel Don Kisot. Di samping itu, Goenawan menggunakan kerangka sejarah untuk memahami isi novel tersebut. Taruhlah kehidupan Cervantes, pengarangnya, oleh Goenawan ditelusuri hubungannya dengan benturan peradaban Islam dan Kristen.

Yang menarik dalam buku ini adalah tentang siapa sebenarnya yang menulis novel Don Kisot. Waktu Cervantes menulis novelnya, ia mengatakan bahwa penulis kisah Don Kisot adalah Sayid Hamid. Dalam hal ini, Goenawan menyatakan bahwa Cervantes sengaja melakukan pergeseran pengarang. Cervantes menggeser perannya sendiri dan digantikan dengan Sayid Hamid. Cervantes menimbulkan kesan adanya jarak. Dengan jarak, keterpisahan itu, pembaca tak akan terbuai dalam dongeng (halaman 87).

Selain itu, Goenawan mencoba membandingkan kisah Don Kisot ini ibarat orang yang memakai pakaian ala jaman Majapahit di era sekarang. Hal ini dianggap aneh sekaligus menggelikan. Begitulah kisah Don Kisot sebenarnya. Sebuah anti tesis terhadap kisah para ksatria terdahulu, dimana pengarang selalu mengagungkan aktornya. Goenawan juga mengibaratkan kisah Don Kisot dengan Semar, Bagong dan Petruk. Cerita inilah yang membuat pembaca tertawa.

Kelebihan buku ini terletak pada kekayaan perspektif penulisnya dalam mengurai seluk-beluk kisah novel Don Kisot. Keseluruhan isi buku ini terasa lebih kritis dan tajam. Kekayaan data sejarah terkait hubungan Islam dan Kristen menjadi andalan Goenawan dalam memotret fenomena kehidupan Cervantes.

Di tengah minimnya kajian buku berkualitas masa kini, buku ini mengisi ruang kosong telaah sastra, baik dalam rumpun klasik, modern, hingga kontemporer. Goenawan telah menemukan cara yang unik dalam mengkaji novel Don Kisot. Dengan begitu, buku ini dapat membangkitkan para pemerhati sastra untuk terus melakukan kajian yang mendalam agar cakrawala berpikir anak bangsa semakin luas.
Pesan Sekarang