Hidup Sederhana (Desi Anwar)
Rp.68.000,-
Rp.50.000,-
Diskon
Judul: Hidup Sederhana
Penulis: Desi Anwar
Penerbit: Gramedia, 2014
Tebal: 288 halaman
Kondisi: Bagus (Ori Stok lama)
Hidup tak sekedar rutinitas yang terus berputar bagai roda tanpa makna dan jeda. Hidup hari ini bukan hanya soal mencukupi kebutuhan esok dan nanti. Dalam hidup, kita kadang butuh “berhenti” berjalan; menikmati apa yang sudah tercapai sejauh perjalanan yang telah terlewat. Kita bisa diam sejenak, -berhenti berfikir tentang kekurangan-kekurangan yang harus segera dilengkapi esok, dan melakukan apa yang sudah bisa dilakukan sekarang dan menikmati apa yang sudah ada di depan mata.
Menikmati hidup, merupakan kebutuhan, bahkan bisa dikatakan sebagai esensi demi kebermaknaan dan keberlangsungan hidup yang sehat. Apa sebenarnya yang kita cari, jika kita selalu mencari dan tak punya waktu untuk menikmati ketercapaian yang sudah dilewati? Jika yang dicari adalah kebahagiaan, apa sebenarnya kebahagiaan itu? Kapan kita akan mencapainya? Lalu, mana mungkin kita bisa mencapainya jika kita terus saja mencarinya? Bukankah orang yang masih mencari berarti belum bertemu dengan yang dicari?
Kita butuh hidup dengan sederhana. Hidup dengan menikmati setiap detik dalam keseharian, agar dapat merasakan tiap tahapan hidup dengan tulus, happy, tanpa beban berat yang sebenarnya terbentuk dari fikiran kita sendiri. Dari sinilah buku ini hadir. Dengan keseharian seorang Desi Anwar yang tergambar dekat dan ramah dalam buku ini, kita diajak menelusuri kesehariannya dengan melibatkan sisi emosional kita. Narasi keseharian penulis sedikit demi sedikit membentuk pemahaman dalam pikiran dan perasaan kita akan arti hidup.
Buku setebal 288 halaman ini didesain dengan dilengkapi foto-foto eksklusif dan kutipan-kutipan dari penulis. Latar belakang penulis yang notabene adalah jurnalis, membuat pembahasan dalam buku ini menjadi renyah dan sederhana, seakan tahu bagaimana cara memanjakan pembaca; dengan kata-kata ringan, sederhana yang dekat dengan keseharian kita. Di samping itu, kegemaran penulis dalam dunia fotografi juga berpengaruh dalam tampilan buku ini. Di dalamnya banyak foto-foto penulis, yang membuat mata pembaca tidak gampang bosan. Melihat sekilas isi buku tersebut, dengan segera pembaca akan merasa dekat dengan pribadi penulisnya.
“Yang terpenting dalam hidup ini bukanlah materi, melainkan yang ada dalam otak,” begitu bunyi salah satu kutipan yang tercantum dalam buku ini. Ini menandakan pemahaman yang mendalam betapa apa yang ada di dalam pikiran kita akan sangat mempengaruhi sikap kita terhadap hidup kita sendiri.
Mindset yang terbentuk oleh kebanyakan orang adalah menjadikan materi sebagai tolok ukur utama kesuksesan orang. Hal inilah yang coba “diluruskan” penulis lewat pandangan-pandangan sederhananya dalam menjalani dan menghadapai berbagai persoalan hidup. Bahwa pikiran yang mampu menerima keadaan diri -baik kelebihan maupun kelemahan, akan membawa kita pada satu kedamaian dalam hidup. Pada gilirannya, seseorang yang sudah memiliki pemikiran tersebut akan mampu menikmati segala yang terjadi dalam hidupnya, senang atau susah.
Mensyukuri hidup, merupakan intisari dari pembahasan buku yang memuat lebih dari lima puluh bab ini. Persoalan mutakhir orang yang hidup di zaman modern yang dikungkung dengan rutinitas pekerjaan, telah membuat hidup menjadi rumit dan berakibat penatnya pikiran, juga tenaga. Orang mudah muncemaskan masa depan dan menyesali masa lalunya. Orang juga mudah mengeluh dengan apa yang ia alami. Hidup menjadi sekedar rutinitas mengejar materi dan mencukupi kebutuhan (keinginan?) yang tak kunjung usai, tanpa dapat menikmati hidup dengan apa yang telah ada di depan mata. Bermacam persoalan inilah yang coba penulis “urai” dengan sebuah pemahaman utuh dalam menikmati hidup; syukur.
Cara bersyukur ini tercermin dalam kutipan-kutipan sikap, cara pandang, juga renungan penulis yang tertata secara apik lengkap dengan foto yang berisi gambar-gambar yang memunculkan ikatan emosional dengan pembaca. Buku ini cocok bagi pembaca yang ingin me-refresh dan me-recovery diri sejenak di tengah kesibukan atau rutinitas pekerjaan.
Pesan Sekarang
Penulis: Desi Anwar
Penerbit: Gramedia, 2014
Tebal: 288 halaman
Kondisi: Bagus (Ori Stok lama)
Hidup tak sekedar rutinitas yang terus berputar bagai roda tanpa makna dan jeda. Hidup hari ini bukan hanya soal mencukupi kebutuhan esok dan nanti. Dalam hidup, kita kadang butuh “berhenti” berjalan; menikmati apa yang sudah tercapai sejauh perjalanan yang telah terlewat. Kita bisa diam sejenak, -berhenti berfikir tentang kekurangan-kekurangan yang harus segera dilengkapi esok, dan melakukan apa yang sudah bisa dilakukan sekarang dan menikmati apa yang sudah ada di depan mata.
Menikmati hidup, merupakan kebutuhan, bahkan bisa dikatakan sebagai esensi demi kebermaknaan dan keberlangsungan hidup yang sehat. Apa sebenarnya yang kita cari, jika kita selalu mencari dan tak punya waktu untuk menikmati ketercapaian yang sudah dilewati? Jika yang dicari adalah kebahagiaan, apa sebenarnya kebahagiaan itu? Kapan kita akan mencapainya? Lalu, mana mungkin kita bisa mencapainya jika kita terus saja mencarinya? Bukankah orang yang masih mencari berarti belum bertemu dengan yang dicari?
Kita butuh hidup dengan sederhana. Hidup dengan menikmati setiap detik dalam keseharian, agar dapat merasakan tiap tahapan hidup dengan tulus, happy, tanpa beban berat yang sebenarnya terbentuk dari fikiran kita sendiri. Dari sinilah buku ini hadir. Dengan keseharian seorang Desi Anwar yang tergambar dekat dan ramah dalam buku ini, kita diajak menelusuri kesehariannya dengan melibatkan sisi emosional kita. Narasi keseharian penulis sedikit demi sedikit membentuk pemahaman dalam pikiran dan perasaan kita akan arti hidup.
Buku setebal 288 halaman ini didesain dengan dilengkapi foto-foto eksklusif dan kutipan-kutipan dari penulis. Latar belakang penulis yang notabene adalah jurnalis, membuat pembahasan dalam buku ini menjadi renyah dan sederhana, seakan tahu bagaimana cara memanjakan pembaca; dengan kata-kata ringan, sederhana yang dekat dengan keseharian kita. Di samping itu, kegemaran penulis dalam dunia fotografi juga berpengaruh dalam tampilan buku ini. Di dalamnya banyak foto-foto penulis, yang membuat mata pembaca tidak gampang bosan. Melihat sekilas isi buku tersebut, dengan segera pembaca akan merasa dekat dengan pribadi penulisnya.
“Yang terpenting dalam hidup ini bukanlah materi, melainkan yang ada dalam otak,” begitu bunyi salah satu kutipan yang tercantum dalam buku ini. Ini menandakan pemahaman yang mendalam betapa apa yang ada di dalam pikiran kita akan sangat mempengaruhi sikap kita terhadap hidup kita sendiri.
Mindset yang terbentuk oleh kebanyakan orang adalah menjadikan materi sebagai tolok ukur utama kesuksesan orang. Hal inilah yang coba “diluruskan” penulis lewat pandangan-pandangan sederhananya dalam menjalani dan menghadapai berbagai persoalan hidup. Bahwa pikiran yang mampu menerima keadaan diri -baik kelebihan maupun kelemahan, akan membawa kita pada satu kedamaian dalam hidup. Pada gilirannya, seseorang yang sudah memiliki pemikiran tersebut akan mampu menikmati segala yang terjadi dalam hidupnya, senang atau susah.
Mensyukuri hidup, merupakan intisari dari pembahasan buku yang memuat lebih dari lima puluh bab ini. Persoalan mutakhir orang yang hidup di zaman modern yang dikungkung dengan rutinitas pekerjaan, telah membuat hidup menjadi rumit dan berakibat penatnya pikiran, juga tenaga. Orang mudah muncemaskan masa depan dan menyesali masa lalunya. Orang juga mudah mengeluh dengan apa yang ia alami. Hidup menjadi sekedar rutinitas mengejar materi dan mencukupi kebutuhan (keinginan?) yang tak kunjung usai, tanpa dapat menikmati hidup dengan apa yang telah ada di depan mata. Bermacam persoalan inilah yang coba penulis “urai” dengan sebuah pemahaman utuh dalam menikmati hidup; syukur.
Cara bersyukur ini tercermin dalam kutipan-kutipan sikap, cara pandang, juga renungan penulis yang tertata secara apik lengkap dengan foto yang berisi gambar-gambar yang memunculkan ikatan emosional dengan pembaca. Buku ini cocok bagi pembaca yang ingin me-refresh dan me-recovery diri sejenak di tengah kesibukan atau rutinitas pekerjaan.