Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Silence (Hening) Shusaku Endo

gambar
Rp.68.000,- Rp.30.000,- Diskon
Judul: Silence (Hening)
Penulis: Shusaku Endo
Penerbit: Gramedia, 2017
Tebal: 304 halaman
Kondisi: Bagus (Ori Stok lama)

Hal pertama yang membuat saya tertarik pada novel ini adalah ilustrasi sampulnya yang bergambar siluet Tuhan Yesus yang disalib. Baru membaca sinopsisnya pun saya sudah tahu buku ini bukanlah sekedar bacaan ringan. Benar saja, selesai membaca buku ini, otak saya masih menyisakan satu pertanyaan: apa yang akan saya lakukan jika saya berada di posisi sang tokoh utama?

Berlatar belakang Jepang di abad ke 17, Silence mengisahkan tentang seorang Yesuit Portugis bernama Sebastian Rodrigues yang dikirim ke Jepang untuk membantu Gereja setempat dalam menyebarkan agama Katolik. Pada masa itu di Jepang, penguasanya sangat membenci orang kristen dan Kristianitas dilarang keras. Orang Kristiani dikejar-kejar, ditangkap untuk kemudian disiksa dan dibunuh, salah satunya dengan cara disalibkan di tengah lautan. Orang Kristiani juga dipaksa murtad dengan menginjak-nginjak gambar wajah Yesus dan Bunda Maria.

Dalam kondisi yang begitu sulit, muncul satu pertanyaan dalam diri Rodrigues: mengapa Tuhan tidak berbuat apa-apa melihat penderitaan mereka? Mengapa Tuhan tetap hening? Diceritakan juga bagaimana Rodrigues dihadapkan pada pilihan berat: menjadi murtad dan sang penguasa akan membebaskan orang-orang Kristen yang ditangkap; atau mempertahankan imannya dan melihat orang-orang Kristiani disiksa hingga mati satu per satu.

Saya rasa buku ini sangat bagus karena mengajak kita untuk merenung. Sebagai manusia, kita pasti pernah bertanya-tanya, mengapa Tuhan diam saja dan membiarkan suatu hal buruk terjadi? Dan sebuah jawaban dimunculkan dalam dialog di akhir buku ini. “Tuhan, aku benci kebungkamanmu” dan Yesus menjawab, “Aku tidak bungkam. Aku ikut menderita di sampingmu.” Melalui Silence, sekali lagi kita diingatkan bahwa dalam keadaan sesulit apa pun, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita.
Pesan Sekarang