Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

11 Kesalahan dalam Memperlakukan Buku

Di tengah semakin mahalnya harga sebuah buku, ternyata masih banyak para pengguna buku (pembaca) yang belum mengetahui cara menggunakan dan memperlakukan buku dengan baik dan benar, sehingga sering didapati buku-buku yang cepat rusak, kumal, robek, jilidannya lepas, lembarannya hilang dan sebagainya.

Perlakuan salah dalam penggunaan buku tersebut tentu sangat disayangkan, mengingat buku yang dicetak di Indonesia jumlahnya relatif terbatas, sehingga jika ada buku yang rusak, tentu tidak dapat dibaca lagi, apalagi diwariskan kepada generasi mendatang.

Berdasarkan pengamatan penulis sebagai pustakawan, setidaknya ada sebelas kesalahan yang sering dilakukan para pengguna buku, baik di rumah,di kantor, di perpustakaan, bahkan di toko buku.

Untuk mengetahui apa saja kesalahan yang dilakukan, dan bagaimana sebaiknya memperlakukan buku secara baik dan benar, ikuti terus tulisan berikut ini.

Pertama, mengisi rak buku terlalu penuh. Rak buku yang terlalu penuh akan merepotkan saat mengambil dan memasukkan buku. Karena sulitnya mengambil buku secara leluasa, buku diambil dengan memegang bagian atas punggung, akibatnya engsel buku cepat rusak dan lepas.

Semestinya, 20 persen dari keseluruhan isi rak buku dikosongkan agar memudahkan mengatur buku, terutama saat mengambil atau memasukkan buku ke dalam rak buku.

Kedua, saat membuka buku dengan membolak-balik halaman buku, sebaiknya tangan jangan dibasahi dengan ludah/air karena menyebabkan buku cepat lapuk dan robek. Selain itu, warna kertas juga akan cepat pudar yang mengarah pada kelapukan. Bukalah halaman buku lember demi lembar secara perlahan sehingga tidak cepat rusak.

Ketiga, saat membaca buku atau berhenti membaca sejenak, sebaiknya untuk menandai batasan buku yang sedang dibaca tidak dengan melipat bagian halaman buku, karena buku cepat rusak. Cara yang benar dengan menggunakan kertas pembatas buku yang banyak dijual di toko buku, atau membuatnya sendiri dari kertas karton.

Keempat, jangan biasakan mencoret/menandai pada bagian penting buku yang sedang dibaca. Perlakuan tersebut akan menyebabkan buku cepat rusak dan lapuk karena tinta yang dituliskan di buku dapat meningkatkan kadar keasaman kertas.

Kalau ada bagian penting dari buku yang dibaca, sebaiknya ditulis pada buku khusus. Bukan menuliskannya pada buku yang sedang dibaca.

Kelima, ketika akan mengambil atau membaca buku, sebaiknya kondisi tangan benar-benar kering dan bersih. Tangan yang basah, berminyak dankotor, selain dapat mempercepat proses kerusakan buku, juga sangat cepat mengundang binatang pemakan kertas/buku seperti rayap, kecoak, tikus, kutu busuk, dan lainnya.

Keenam, usahakan buku yang disimpan di dalam rak/almari buku, ditata dalam posisi berdiri agar lembaran buku bisa lebih awet. Buku yang diletakkan dalam posisi tidur, apalagi di atasnya diletakkan benda berat, akan cepat merusak lembaran buku. Lembaran buku yang satu dengan lainnya bisa menempel sehingga sulit dibuka/dipisahkan, huruf-hurufnya pun bisa cepat memudar dan engselnya cepat lepas, karena menahan beban yang berat dari atas.

Ketujuh, buku yang dijilid menggunakan benang dan lem sangat rentan terhadap perlakuan kasar. Jangan biasakan membanting dan melempar buku ke sembarang tempat karena engsel buku bisa lepas dan lembarannya cepat robek. Perlakukanlah buku dengan baik, dengan cara meletakkannya secara perlahan pada tempatnya.

Kedelapan, jangan sekali-kali menggunakan buku sebagai alas tidur, tempat duduk, pengganjal barang dan lainnya. Perlakuan tersebut dapat dipastikan akan memperpendek usia buku. Hal yang perlu diingat adalah apa pun alasannya tidak dibenarkan memfungsikan buku, selain untuk dibaca.

Kesembilan, buku sebaiknya jangan difotokopi karena saat memfotokopi bagian punggung buku biasanya ditekan kuat-kuat agar bisa datar permukaannya dan hasil kopiannya bagus. Cara tersebut hanya akan cepat merusak punggung dan penjilidan buku. Biasanya benang penjilidan cepat putus karena ditarik-tarik, kertas robek, lem jilidan patah-patah dan akhirnya lepas.

Kesepuluh, jangan biasakan membawa buku dengan memasukkan ke dalam tas yang sudah penuh, atau ukurannya lebih kecil dari ukuran buku. Jika dipaksakan, lembaran buku akan cepat rusak/robek karena terlipat-lipat dan kumal.

Kesebelas, musuh utama buku adalah air, debu dan panas sengatan sinar matahari atau lampu dengan kekuatan tinggi. Buku yang ditempatkan pada tempat demikian, dapat menyebabkan cepat berjamur, robek dan warnanya menguning, akhirnya mengalami kelapukan.

Untuk itu, saat menyimpan buku, perhatikan apakah tempat penyimpanannya tidak terkena bocoran air hujan, tidak mudah terkena debu, dan sengatan sinar matahari secara langsung? Kalau tanda-tanda demikian ditemui pada penyimpanan buku, berarti tempat tersebut belum aman dan baik bagi buku. Segera cari tempat lainnya. Misalnya pada almari/rak buku yang tertutup, ruang berpendingin (air conditioner), dan lainnya, juga jangan lupa melakukan perawatan buku secara berkala, sehingga buku tetap awet dan tahan lama.

Eddy Suntoro, pustakawan di Departemen Pertanian
Majalah Mata Baca Vol. 3 No. 11 Juli 2005