Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Mengapa Kita Diciptakan: Dari Etika, Agama dan Mazhab Pemikiran Menuju Penyempurnaan Manusia

Judul: Mengapa Kita Diciptakan: Dari Etika, Agama dan Mazhab Pemikiran Menuju Penyempurnaan Manusia
Penulis: Murtadha Muthahhari
Penerbit: RausyanFikr, 2013
Tebal:  125 halaman
Kondisi: Bagus (stok lama)
Harga: Rp. 100.000 (blm ongkir)
Order: SMS/WA 085225918312
 

Salah satu masalah fundamental yang harus diselesaikan oleh manusia adalah mencari tujuan hidupnya. Manusia selalu mengajukan beberapa pertanyaan seperti ‘untuk apa dia hidup’ serta ‘apakah yang semestinya menjadi tujuan hidupnya’. Dalam pandangan Islam, seseorang juga semestinya bertanya tentang ‘apakah tujuan dan filosofi misi kenabian’ (Agama & Ideologi) Sebuah ideologi yang dapat dipahami secara logis, seperti halnya agama, memerlukan defenisi intelektual maupun batasan filosofis. Ideologi, seperti halnya agama, mensyaratkan adanya perspektif universal yang didasarkan pada logika dan wawasan khusus, yang juga harus didukung oleh argumentasi sistematis tentang dunia dan alam.

Agama memberikan kekuatan kepada sebuah ideologi untuk menciptakan kasih sayang dan cinta terhadap tujuan-tujuan yang lebih tinggi dibanding tujuan-tujuan individualistik saja, tujuan yang bersifat material yang selama ini banyak kita temukan pada mazhab pemikiran modern seperti halnya eksistensialisme Sebuah mazhab pemikiran adalah suatu sistem praktis tunggal, bukan hanya pemikiran yang bersifat teoretis atau sesuatu yang berhubungan dengan sains teoretis. Sebuah sistem praktis adalah sistem itu sendiri. Bagi pemikir-pemikir terdahulu pun, pengetahuan dibagi menjadi pengetahuan teoretis dan pengetahuan praktis. Mazhab pemikiran bukanlah kumpulan dari pemikiran-pemikiran yang bercerai berai satu sama lain kemudian membentuk satu sistem yang koheren. Sebuah mazhab pemikiran adalah kumpulan ide-ide harmonis yang berhubungan dengan kehidupan nyata, yakni tentang apa yang diizinkan dan apa yang tidak dibolehkan. Adapun konsep yang bersifat teoretis, itu menjadi asas dan rohnya. Itulah sebabnya kita katakan bahwa setiap ideologi harus berdasarkan pada perspektif universal yang memandang alam ini sebagaimana mestinya, juga memandang manusia sebagaimana harusnya.

Sebaliknya, roh dari sebuah mazhab pemikiran harus memiliki wawasan dan evaluasi terhadap eksistensi, bukan hanya yang berdasarkan pada aspek filosofis, tapi juga aspek religiusnya. Mazhab pemikiran tersebut harus menawarkan sesuatu untuk dicintai, pun memuat moralitas seperti halnya sistem-sistem sosial lainnya. “ Filsafat Teoritis & Filsafat Praktis dalam dunia pemikiran manusia sekaligus hadir dalam kehidupan sebagai etika, agama dan ideologi. Buku ini menggambarkan secara sistematis keterkaitan dunia ide dan dunia praktis, bahwa kedua dunia itu bukanlah dua hal terpisah, semakin dekat manusia kepada ide pemikiran maka semakin manusia dekat kepada tindakan praktis sosial, begitu pula sebaliknya. Manusia yang paling teoritis adalah manusia yang paling praktis (Al Tawhid).