Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Belajar dari Gerakan Islam Abad 20

Judul: Belajar dari Gerakan Islam Abad 20: Dari Krisis Gerakan Menuju Gerakan Pembaharuan
Penulis: Murthada Muthahhari
Penerbit: RausyanFikr, 2013
Tebal: 157 halaman
Kondisi: Bagus (Baru)
Harga: Rp. 100.000 (blm ongkir)
Order: SMS/WA 085225918312


Melakukan reformasi adalah semangat Islam. Seorang muslim adalah reformis dan paling tidak protagonis reformasi karena seorang muslim adalah musalman. Melakukan perubahan ditekankan dalam Alquran  sebagai salah satu sifat kenabian. Hal ini memiliki nilai sama dengan ajaran Islam lainnya seperti  nilai “benar” (sesuai norma) dan “tidak benar” (tidak sesuai norma). Namun tentu saja, semua yang termasuk dalam “boleh” dan “tidak boleh” tidak selalu mencakup reformasi sosial.

Dengan demikian, tugas yang mengikat bagi seorang muslim untuk menyadari apa yang kita lakukan itu adalah benar, yang mana hal ini sangat krusial dalam reformasi sosial. Merupakan hal yang sangat penting bahwa di zaman kita, kita memiliki sensitivitas positif dan relevan untuk perkembangan reformasi sosial di masyarakat. Namun, kecenderungan ini nampaknya dilakukan secara berlebihan dan reformasi sosial menjadi tak dihargai. Setiap pelayanan dievaluasi dalam istilah reformasi sosial dan pentingnya seseorang hanya diakui, satu-satunya, melalui keterlibatannya dalam reformasi sosial. Cara berpikir ini nampaknya tidak adil. Reformasi sosial di sebuah masyarakat tak diragukan lagi adalah sebuah pelayanan, tetapi tidak semua pelayanan adalah sebuah reformasi sosial. Seorang dokter yang menunggui pasiennya sejak subuh sampai malam melakukan pelayanan sosial, tetapi tidak melakukan perubahan sosial.  

Murthada Muthahhari membahas dalam buku ini struktur rinci gerakan pembaharuan dalam sejarah Islam disertai analisis filsafat sejarahnya. Kepemimpinan adalah karakter utama dalam gerakan. Tokoh yang menonjol yang dibahas adalah Sayyid Jamaluddin Al-Afghani, syekh Muhammad Abduh, Muhammad Iqbal.

Gerakan pembaharuan mereka hadir merespon situasi krisis gerakan Islam dalam dinamika intelektual, spiritual dan sosial yang berhadapan dengan dominasi pemikiran Barat sekuler dan materialistik serta kaum oportunis. Muthahhari menekankan bahwa dalam gerakan memeng membutuhkan pemahaman yang mendalam mengenai pandangan dunia Islam, pemahaman yang universal tentang semesta dan secara empiris mengerti problem sosial-etik dunia modern serta kemampuan metodologis dalam merumuskan skema gerakan.

Pemahaman gerakan Muthahhari secara praktis mewakili pandangan teoritisnya mengenai skema intelektual dan transformasi sosial serta revolusi budaya Islam. Kita berharap dapat merefleksikan dan meletakan dasar-dasar gerakan tersebut dalam konteks keindonesiaan dalam bingkai yang objektif dalam tataran kebangsaan dan religiusitas yang berdasarkan Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika."