Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Menelusuri Akar Otoritarianisme di Indonesia

Judul: Menelusuri Akar Otoritarianisme di Indonesia
Penulis: Baskara T. Wardaya, dkk.
Penerbit: ELSAM, 2007
Tebal: 447 halaman
Kondisi: Stok lama (bagus)
Harga: Rp. 120.000 (blm ongkir)
Order: SMS/WA 085225918312
 

Buku ini berasal dari sebuah kerja besar yang melibatkan banyak orang yang baik di ELSM, PUSdEP-Universitas Sanata Dharma, Institut Sejarah Nasional Indonesia (ISSI), maupun teman-teman lain di seantereo republik ini seperti para aktivis, pemikir, mahasiswa, dll. Kerja besar itu bertajuk “Konferensi Warisan Otoritarianisme di Indonesia”, yang berlangsung pada 17-19 November 2005 di Yogyakarta.

Buku ini disusun atas dua bagian. Bagian I adalah resum dan abstraksi dari seluruh materi yang digelut selama berlangsungnya konfrensi tersebut, yang mengikuti makalah dan diskusi. Terdapat lima bab pokok yang semuanya dimaksudkan untuk melihat berbagai bentuk otoritarianisme Orde Baru sebagaimana dibahas dalam konfersi. Masing-Masing berisi: (1) tinjauan umum atas praksis dan dampak otoritarianisme Orde Baru; (2) Pokok-pokok gagasan mengenai otoritarianisme dalam bidang pendidikan; (3) pembahasan mengenai dampak otoritarianisme atas kehidupan di tingkat pedesaan; (4) ulasan atas masalah agraria serta warisan otoritarianisme Orde Baru di dalamnya; (5) wacana mengenai bagaimana otoritarianisme Orde Baru mereapi sistem peradilan di Indonesia; dan (6) tinjauan atas proses masuknya pengaruh militerisme dalam praksis kehidupan sipil. Dan bagian II terdiri dari makalah-makalah yang disajikan untuk kepentingan konferensi tersebut.

Dengan demikian, buku ini bukan sekedar merupakan proceending, atau sekedar laporan mentah sebuah konfrensi, melainkan lebih merupakan hasil refleksi dan penulisan kembali berbagai gagasan yang muncul ketika orang secara khusus dan terbuka membahas Orde Baru beserta praksis dan warisan otoritarianismenya. Tentu saja gagasan-gagasan yang tertuang disini justru dimaksudkan untuk merangsang diskusi lebih lanjut mengenai topik yang dibahs. Diharapkan, dengan begitu wacana mengenai “bahaya laten” otoritarianisme Orde Baru akan terus bergulir, dan orang akan semakin waspada terhadap bahaya tersebut, serta terdorong untuk mencari alternatif-alternatif jalan keluarnya.