Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Memahami Genre Buku Cerita Anak

Sebagai orang dewasa dan pendidik anak pada khususnya, kita sering bingung memilihkan (atau menyiapkan) buku cerita yang tepat bagi anak-anak. Anda mungkin pernah melihat tiga buku cerita bergambar yang masing-masing sulit dibedakan; diperuntukkan untuk usia berapa buku cerita bergambar itu. Bahkan mungkin setelah serta-merta membaca ketiganya, Anda mendapat tiga definisi yang berbeda tentang "buku cerita bergambar". Konon, hal itu tidak hanya terjadi di negara-negara maju yang buku cerita anaknya amat kaya dan beragam, tetapi juga di dunia buku cerita anak Indonesia yang masih "sepi pilihan". Mengapa demikian? Jawaban yang paling bijaksana karena belum ada batasan riil yang jelas dalam membagi genre buku-buku cerita anak.

Bila Anda bergelut dalam penciptaan karya-karya bermedium buku dengan target pembaca anak-anak, hal ini sudah tentu menjadi kendala tersendiri dalam berkreasi. Lebih luas lagi, kesalahan pemilihan buku dapat berdampak negatif pada minat anak untuk membaca dan upaya penanaman budaya cinta buku secara umum. Dengan demikian, pemahaman yang benar dan mendalam terhadap genre buku cerita bergambar merupakan suatu pengetahuan yang selayaknya diketahui masyarakat luas.

Pada kesempatan ini, saya ingin berbagi informasi tentang genre dan ciri-ciri definitif dari buku cerita anak. Meskipun diilhami dari literatur asing dengan sampel buku-buku anak di Amerika, tapi tak menjadi hambatan untuk dapat menyesuaikannya dengan kondisi di Tanah Air. Namun sebelumnya, kita samakan terlebih dahulu pemahaman kita tentang definisi buku cerita (bergambar) anak secara umum, yakni sebagai "sebuah bentuk buku yang ilustrasinya berperan penting dalam keseluruhan alur cerita". Bersandar pada pegangan tersebut, dapat dibedakan beberapa genre buku cerita bergambar.
 
Baby books. Untuk bayi dan batita (bawah tiga tahun). Kebanyakan materinya berupa pantun dan nyanyian sederhana (lullabies dan nursery rhymes), permainan dengan jari, atau sekadar ilustrasi cerita tanpa kata-kata sama sekali (sepenuhnya mengandalkan ilustrasi serta kreativitas orang tua dan anak untuk berimajinasi). Panjang cerita dan formatnya beragam, disesuaikan dengan isi materi. Buku-buku untuk batita berupa cerita sederhana berisi kurang dari 300 kata. Ceritanya terkait erat dengan keseharian anak, atau bermuatan edukatif tentang pengenalan warna, angka, bentuk, dan lain-lain. Jurnlah halaman sekitar 12 dan banyak yang berbentuk board books (buku yang kertasnya sangat tebal, seper karton), pop-ups (buku yang halamannya berbentuk tiga dimensi), lift the flaps atau buku-buku khusus (buku-buku yang dapat bersuara, memiliki format unik atau dengan tekstur tertentu). Sepengetahuan saya, belum ada penerbit Indonesia yang menggarap serius buku ahak genre ini, tapi Anda dapat melihat contohnya pada produk-produk yang didistribusikan oleh PT. Tiga Raksa.

Picture books. Pada umumnya berbentuk buku setebal 32 halaman untuk anak usia 4-6 tahun. Naskahnya bisa mencapai 1.500 kata, namun rata-rata 1.000 kata saja. Plotnya masih sederhana, dengan satu karakter utama yang seutuhnya menjadi pusat perhatian dan menjadl alat penyentuh emosi dan pola pikir anak. Ilustrasi memainkan peran yang sama besar dengan teks dalam penyampaian cerita. Buku anak pada genre ini bisa menggunakan lebih dari 1.500 kata, biasanya sebagai persiapan bagi pembaca yang memasuki masa-masa puncak di spektrumnya. Buku genre ini sudah membicarakan topik serta menggunakan gaya penulisan yang luas dan beragam. Cerita fiksi dalam format ini dapat menjangkau sampai usia 10 tahun, dengan tebal sampai 48 halaman, dan berisi hingga 2.000 kata dalam teksnya.

Early picture books. Sebentuk dengan picture books, namun dilengkapi sedemikian rupa untuk usia-usia akhir di batas 4 hingga 8 tahun. Ceritanya sederhana dan berisi kurang dari 1.000 kata. Banyak buku genre ini yang dieetak ulang dalam format board book untuk melebarkan jangkauan pembacanya. The Very Hungry Caterpillar (Philomel Publishing) karya Eric Carle salah satu contohnya.

Easy readers. Juga dikenal dengan sebutan easy-to-read, buku-buku genre ini biasanya untuk anak-anak yang baru mulai membaca sendiri (6-8 tahun). Masih tetap adailustrasi berwarna di setiap halamannya, tapi dengan format yang sedikit lebih "dewasa", ukuran trim per halaman bukunya lebih kecil dan ceritanya dibagi dalam bab-bab pendek. Tebal buku biasanya 32-64 halaman dan panjang teksnya beragam antara 200-1.500 kata, atau paling banyak 2.000 kata. Cerita disampaikan dalam bentuk aksi dan percakapan interaktif, menggunakan kalimat-kalimat sederhana (satu gagasan per kalimat). Biasanya ada 2-5 kalimat di tiap halaman.Seri I Can Read yang diterbitkan Harper Trophy merupakan contoh terbaik buku genre ini.

Transition books. Kadang disebut juga sebagai "chapter books tahap awal", untuk anak usia 6-9 tahun. Merupakan jembatan penghubung antara genre easy readers dan chapter books. Gaya penulisannya persis seperti easy readers, namun lebih panjang (naskah biasanya sebanyak 30 halaman, dipecah menjadi 2-3 halaman per bab), ukuran trim per halamannya lebih kecil lagi, serta dilengkapi dengan ilustrasi hitam-putih di beberapa halaman. Serial The Kids of the Polk Street School karya Patricia Reilly Giff (Dell Young Yearling Publishing) dan serial Stepping Stone Books yang diterbitkan Random House masuk dalam kelompok genre ini.

Chapter books: Untuk usia 7-10 tahun. Terdiri dari naskah setebal 45-60 halaman yang dibagi dalam tiga hingga empat halaman per bab. Kisahnya lebih padat dibanding genre transition books, walaupun tetap memakai banyak ramuan aksi petualangan. Kalimat-kalimatnya mulai sedikit kompleks, tapi paragraf yang dipakai pendek (rata-rata 2-4 kalimat). Tipikal dari genre ini adalah cerita di akhir setiap bab dibuat menggantung di tengah-tengah sebuah kejadian agar pembaca penasaran dan terstimulasi untuk terus membuka bab-bab selanjutnya. Serial Herbie Jones karangan Suzy Kline (Puffin Publishing) dan Ramona karya Beverly Cleary (Morrow Publishing) dikatakan masuk dalam genre buku anak ini.

Middle grade. Untuk usia 8-12 tahun, merupakan usia emas anak dalam membaca. Naskahnya lebih panjang (100-150 halaman), ceritanya mulai kompleks (bagian-bagian sub-plot menampilkan banyak karakter tambahan yang berperan penting dalam jalinan cerita); dan tema-temanya cukup modern. Anak-anak di usia ini mulai tertarik dan mengidolakan karakter dalam cerita. Hal ini menjelaskan keberhasilan beberapa seri petualangan yang terdiri dari 20 atau lebih buku dengan tokoh yang sama. Kelompok fiksinya beragam mulai dari fiksi kontemporer, sejarah, hingga science-fiction atau petualangan fantasi. Sementara yang masuk kelompok nonfiksi antara lain biografi iptek, dan topik-topik multibudaya.

Young adult. Naskahnya antara 130-200 halaman, genre ini untuk anak usia 12 tahun ke atas. Plot ceritanya bisa sangat "ruwet'' dengan banyak karakter utama, meskipun tetap ada satu karakter yang difokuskan. Tema-tema yang diangkat seringnya relevan dengan kehidupan remaja saat ini. Buku The Outsiders karya S.E. Hinton menjadi tonggak sejarah buku cerita anak di genre ini yang menceritakan  permasalahan remaja saat itu ketika pertama kali diterbitkan pada 1967. Kategori new-age (usia 10-14 tahun) perlu diperhatikan terutama untuk buku-buku kelompok nonfiksi remaja. Buku-buku di kelompok ini sedikit lebih pendek dibanding unyuk kelompok usia 12 tahun ke atas, serta topiknya (fiksi dan nonfiksi) lebih cocok untuk anak-anak yang telah melewati buku genre middle grade, tetapi belum siap membaca buku-buku fiksi atau belum mempelajari subjek nonfiksi yang materinya ditujukan untuk pembaca di kelas sekolah menengah.

Demikian pembagian genre buku cerita anak menurut usia, jumlah kata, serta kompleksitas cerita dan topik yang dikembangkan. Semoga menjadi acuan berguna dalam memberi bacaan yang tepat untuk putra-putri Anda.
 
Ciptanti Putri, editor buku anak di salah satu penerbit di Jakarta.
Majalah Mata Baca Vol. 2/ No. 1/ September 2003.