Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Buku Hebat

Pembuatan buku tak.akan pernah berakhir. Begitu pula pembuatan daftar "buku hebat". Ada begitu banyak buku (tentunya yang berkualitas) yang bisa dibaca sehingga selalu cukup persediaan bagi Anda untuk membacanya. Penerbitan buku sudah dilakukan sejak berabad-abad lalu. Tak heran, penghargaan atas buku pun sudah dilakukan sejak berabad-abad lalu.

Namun, Anda tidak bisa membaca semua buku yang sudah terbit. Anda hanya dapat memilih dan membaca buku yang menurut Anda paling baik. Kenyataannya, buku-buku seperti itu (yang baik dari segi isi, tata letak, desain kulit muka, dan lain-lain) relatif sedikit.

Sebenarnya, pendataan buku-buku yang paling baik setua membaca dan menulis, dan hal ini pernah dilakukan oleh para pengajar dan pustakawan dari Alexandria kuno. Orang Quintillian melakukannya untuk pendidikan orang Roman, terutama untuk jenis buku klasik dan buku modern. Begitu pula pada zaman Renaisans, Montaigne dan Erasmus —pemimpin kebangkitan pembelajaran— membuat daftar buku yang mereka baca, yang pada zaman sekarang disebut sebagai katalog.

Memang, pemilihan buku berkualitas akan berubah dengan sendirinya seiring dengan berubahnya waktu. Namun, satu hal yang tidak bisa dipungkiri ada keseragaman dalam daftar yang mewakili pilihan paling baik dari periode apa pun. Para pecinta buku dari periode yang berbeda selalu memasukkan buku klasik dan buku modern ke dalam daftar buku-buku berkualitas. Mereka selalu ingin tahu apakah yang modern itu selalu mengarah kepada buku yang hebat dan bisa mengguncang dunia, paling tidak bisa mengubah perilaku masyarakat.

Alangkah baiknya bila kita mengenali tanda-tanda keunggulan buku yang masuk dalam kategori buku hebat itu. Ada enam tanda keunggulan buku dalam peradaban. Pertama, paling banyak dibaca. Buku-buku itu bukan saja laris selama setahun atau dua tahun melainkan abadi sebagai buku best seller. Misalnya, buku Gone with the Wind karya Margaret Mitchell yang pembacanya relatif sedikit dibandingkan dengan drama Shakespeare atau Don Quixote. Begitu pula dengan buku Homer's Iliad, telah dibaca sekurang-kurangnya oleh 25 juta masyarakat pada 3.000 tahun terakhir.

Sebuah buku bisa dikatakan hebat bukan karena habis terjual pada suatu periode, melainkan karena pembaca itu sendiri. Dengan demikian, dibutuhkan waktu yang agak lama dan panjang untuk menghimpun publik pembaca. Astronom Kepler dalam bukunya bahkan mengatakan, "mungkin perlu menunggu seabad untuk pembaca dan peneliti".

Kedua, buku hebat biasanya populer, bukan keilmuan. Buku jenis ini tidak ditulis oleh seorang spesialis (baik itu buku fiisafat, sains, sejarah atau puisi), berbicara tentang manusia, bukan akademik maupun kumpulan masalah. Buku-buku semacam ini ditulis untuk orang biasa, tapi bisa dan enak dibaca oleh siapa pun. Misalnya, untuk membaca sebuah buku teks pelajaran bagi siswa kelas atas, Anda harus membaca text book dasar dahulu karena di sana dibahas semua elemen dari subjek apa pun. Dengan membaca text book, kita dapat lebih mudah memahami buku teks pelajaran, walaupun text book tidak berhubungan satu sama lain.

Yang lebih aneh lagi, ada satu jenis buku hebat yang dapat memberikan "cahaya" bagi timbulnya para intelektual baru. Ambil contoh saja buku Euclid's Elements of Geometry and Newton's Mathematical Principles of Natural Philosophy. Untuk penulisan buku ini, Euclid memerlukan studi matematika. Buku yang ia tulis itu murni sebuah pengenalan dasar geometri dan aritmatika. Namun, persamaan-persamaan yang terdapat dalam buku Euclid tidak dapat dipakai oleh Newton yang menggunakan matematika dalam masalah fisika. Walaupun demikian, gaya yang ditampilkan Newton menunjukkan bahwa ia terpengaruh oleh perlakuan rasio dan proporsi Euclid.

Ketiga, buku hebat selalu aktual/kontemporer, dapat bertahan sampai satu atau dua tahun, bahkan sampai sepuluh tahun. Sampai-sampai kita (mungkin) tidak dapat menyebut ulang buku terlaris yang pernah terbit terdahulu, apalagi membacanya. Buku hebat tidak pernah ketinggalan zaman, meski gerakannya bagai angin kencang dari doktrin dan opini.

Jika buku hebat ini terbit di waktu yang akan datang, pasti masyarakat akan menghargainya karena keklasikannya. "Waktu kami adalah berbeda," ujar mereka. Sebaliknya, bagi kaum pelajar, buku hebat tidak pernah usang sebagai "penerang" untuk sebuah penelitian. Buku hebat adalah energi yang paling keras bagi setiap peradaban di dunia, kapan pun.

Masalah kemanusiaan yang mendasar tetap sama di semua abad. Siapa yang membaca pidato Demosthenes dan surat Cicero atau esai Bacon dan Montaigne akan menemukan seberapa konstan keasyikan orang dengan kegembiraan dan keadilan, dengan kebaikan dan kebenaran, dan bahkan kestabilan serta perubahan itu sendiri. Kita dapat menggerakkan energi kehidupan, tetapi kita tidak dapat melihat perubahan sesuai dengan rute yang dicita-citakan.

Keempat, buku hebat banyak dibaca. Jika membaca isinya, Anda tidak akan kecewa. Yang lebih penting lagi, buku itu memberikan ide lebih dari setiap halamannya daripada kebanyakan buku lain. Selain itu, isinya tidak pernah "basi" sepanjang zaman. Itulah sebabnya, mengapa Anda dapat membaca buku hebat berkali-kali.

Buku seperti itu dapat dibaca dengan berbagai tingkat pengalaman, pemahaman, dan interpretasi yang berbeda dari masing-masing pembacanya. Contohnya bisa dilihat pada buku Perjalanan Gulliver (Gulliver's Travels, Robinson Crusoe, dan Odyssey). Anak-anak dapat membaca buku itu dengan nikmat, tetapi gagal menemukan semua ide dan signifikansi yang menyiratkan sebuah pikiran dewasa.

Kelima, buku hebat adalah yang paling instruktif. Artinya, buku itu berupa komunikasi asli yang mengandung fakta dan memuat informasi yang tidak bisa ditemukan di buku lain. Inilah keunikan buku hebat: telah membuat sumbangan dasar bagi pikiran manusia.

Dengan demikian, kita tidak perlu untuk menambahkan bahwa buku hebat adalah buku yang sangat berpengaruh. Dalam tradisi pembelajaran, buku merupakan hal yang paling banyak dibahas oleh pembaca yang ingin menjadi penulis. Jenis buku ini banyak membahas buku lain yang jumlahnya tidak terhitung, bahkan sebagian telah terlupakan.

Keenam, buku hebat berurusan dengan masalah yang tidak terpecahkan yang berlangsung dalam kehidupan manusia. Ada misteri asli di dunia yang menandai batas pengetahuan manusia dan pendirian manusia. Penyelidikan dimulai dan diakhiri dengan rasa ingin tahu. Pikiran yang hebat mengakui misteri dengan jujur. Kebijaksanaan diperkuat, bahkan dihancurkan dengan batas pemahamannya.

Sebagai pembaca, kita memiliki hak istimewa dan memiliki persaudaraan yang besar yang tidak mengenal batas nasional. Saya tidak tahu bagaimana kita bisa menjadi teman dan semangat insani dalam semua manifestasi, tidak mengenal waktu dan tempat, dengan cara membaca buku hebat.

Mortimer J. Adler, editor, salah satu penyusun Encyclopedia Britannica, dan Ketua Rukun Baca "Great Books" dari Amerika Utara.
Tulisan yang telah dimuat di majalah Reader's Digest ini diterjemahkan secara bebas oleh Edi Warsidi.
Majalah Mata Baca Vol. 2/No.2/Oktober 2003.