Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Najwa Shihab dan Dorongan Minat Baca

Hampir setahun menjadi Duta Baca Indonesia, Najwa Shihab paham betul bahwa minat baca anak Indonesia masih sangat rendah. Karena itulah dalam setiap kesempatan, termasuk dalam diskusi di festival buku dan musik "Mocosik" di Yogyakarta, Senin lalu, presenter 39 tahun itu pun mengingatkan sekaligus berbagi tips agar anak-anak gemar membaca.

"Kunci suka membaca ada pada keluarga. Anak harus dikenalkan pada buku, bahkan sebelum bisa membaca," ujarnya mengingatkan, seperti dilaporkan Arif Koes Hernawan dari Gatra. Pada kesempatan itu, Nana --sapaan akrabnya-- membagi tanda tangan pada bukunya, Catatan Najwa.

Nana sudah mengakrabi buku sejak kecil. Ia bercerita, sewaktu kecil, sang ayah, Quraish Shihab, rutin mengajaknya tiap hari Kamis ke toko buku di Matraman, Jakarta. Pada hari itu, ayahnya pulang mengajar di IAIN (kini UIN) Jakarta lebih awal. Nana dibebaskan memilih dan membeli buku yang ia suka. Favorit Nana: majalah Bobo. Sang ibu juga rajin membacakan buku untuknya, bahkan saat ia belum bisa membaca.

Tak mengherankan jika Nana masygul dengan minat baca anak Indonesia yang rendah. Ia mengungkapkan, data UNESCO pada 2011 hanya satu dari 1000 anak di Indonesia yang punya minat baca. Jika anak di Jepang dan Singapura melahap 17 buku per tahun, dan anak Eropa 25 buku, bocah-bocah Indonesia sama sekali tak membaca buku dalam setahun. '"Anak-anak bukannya tidak mau membaca buku, tapi mungkin tidak ada buku dan fasilitasnya. Misalnya bagaimana cara mengirim buku ke daerah perbatasan," kata Nana yang sudah banyak menyalurkan sumbangan buku ke berbagai daerah.

Untuk memperlancar pengiriman buku, Nana merintis kerja sama dengan sejumlah institusi dan perusahaan ekspedisi. Ia juga aktif menghubungkan pemerintah dan komunitas yang peduli pada buku dan peningkatan minat baca masyarakat. Pernah ia mengontak koneksi di pemerintah agar mengangkut kuda ke Papua, karena di sana dibutuhkan untuk mengangkut buku.

Selain itu, ujar Nana, tengah disiapkan fasilitas buku dan bacaan di sarana publik seperti halte dan bandara. Ia juga getol mengenalkan perpustakaan digital besutan Perpustakaan Nasional, i-Pusnas. Segala upaya ini demi meningkatkan minat baca, juga untuk mencerdaskan bangsa. ''Keterampilan membaca harus dilatih setiap hari. Dengan banyak baca, kita berlatih menarik kesimpulan, benang merah, dan memastikan adanya kroscek. Ini membekali diri kita sebagai pembaca yang cerdas,'' ujarnya serius.

Nana menyarankan, "Bacalah buku yang kita suka, minimal 20 menit per hari, dan bisa dicicil." Ia mengatakan, membaca membuat manusia lebih bahagia, hidupnya berkualitas, dan tidak cepat pikun. ''Jadikan buku dan membaca bagian dari rutinitas. Ini investasi pada diri, pada otak dan hati kita,'' ucapnya, serius.

Majalah Gatra edisi 16 / XXIII / 22 Februari 2017