Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Seorang Anak Bertanya pada Buku

Tanah bertanya pada akar, pada suatu hari; 
"Ke mana perginya air yang kau serap dari tubuhku, wahai akar yang sangat halus?"
Akar yang menjalar jauh ke dalam bumi berkata:
"Tak ada pengetahuanku tentang itu. Rasanya air itu memanjat naik ke atas sana, entah sampai ke mana."

Pada suatu hari seekor serangga bertanya pada pucuk pohon jati:
"Ke mana perginya air yang kau uapkan dari dedaunanmu, wahai pohon jati yang tinggi?"
Pohon jati yang menjulang dan kena angin bergoyang berkata:
"Tak ada pengetahuanku tentang itu. Rasanya setiap hari kulepas sejuta takaran uap air ke angkasa, naik jauh ke atas sana, entah sampai ke mana."

Pada suatu hari seekor unggas bertanya pada gugusan mega:
"Ke mana perginya uap air yang menjelma bagai kapas gulung gemulung dalam tubuhmu itu, wahai mega yang tak kunjung tua?"
Mega yang bertukar bentuk setiap setengah jam itu berkata:
"Tak ada pengetahuanku tentang itu. Rasanya setelah kucucurkan air sebagai hujan, salju dan kabut yang kukirimkan itu diterima oleh bumi dan semua laut."

Seorang anak kecil yang bermain tanah, memegang akar, menangkap serangga; mengejar capung, memanjat pohon jambu dan membaca gugusan mega berkata pada ayahnya:
"Terangkan itu semua pada saya, Ayah"
 
Ayahnya menjawab: 
"Mari kita bertanya pada buku"
Lalu ayah itu membacakan sebuah buku pada anaknya.
Anak kecil itu bersandar mendengar sambil menyedot botol susunya. Ibunya merajut hiasan meja sesekali ikut menambah bacaan suaminya. Anak itu mulai terpancang matanya, dan selesailah malaikat menyusun ayat-ayat alam raya sebagai ilmu pengetahuan dalam ingatan si kecil itu.

Puisi: Taufik Ismail