Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Profil Konsumen Buku Berdasarkan Pengunjung Pameran Buku

Dalam beberapa literatur, artikel, dan pembahasan di bidang ekonomi, banyak ahli pemasaran yang mengatakan bahwa dari hari ke hari lingkungan bisnis semakin cepat berubah dan tingkat persaingan semakin tinggi. Setiap pelaku bisnis berobsesi unmk menjadi pemenang, menjadi nomor satu, menjadi terbesar, dan menjadi terhebat. Kemudian timbul suatu pertanyaan: Bagaimana cara menghadapi situasi demikian?

Budi Purwadi, dalam prakata buku Riset Pemasaran: Implementasi dalam Bauran Pemasaran (Grasindo, 2000) mengatakan bahwa situasi yang demikian menuntut tersedianva informasi terkini vang akurat. Mau tak mau, dunia bisnis makin masuk ke dalam information-based economy.

Information-based economy, mungkin itu merupakan suatu gagasan yang sangat masuk akal. Setiap perusahaan pasti mempunyai banyak informasi berbasis ekonomi. Hanya saja, banyak perusahaan vang belum memanfaatkan informasi tersebut dengan maksimal. Namun, banyak juga informasi eksternal yang harus digali guna melengkapi dan memperkaya informasi yang telah ada. Dengan demikian, riset atau penelitian pemasaran menjadi suatu kegiatan penting yang sangat bermanfaat bagi kemajuan perusahaan.

Pada Pesta Buku Jakarta 2001, tradisi penelitian dalam dunia perbukuan dan penerbitan mulai dirintis. Para mahasiswa Teknik Grafika dan Penerbitan Politeknik Negeri Jakarta yang tergabung dalam Sanggar Ikapindo melakukan sebuan penelitian pasar mengenai Profil Pengunjung Pesta Buku Jakarta 2001 guna mengidentifikasi profil konsumen buku. Mereka yang sudah dua tahun ini memperoleh sebuah stand secara gratis dari Ikapi DKI Jaya (penyelenggara Pesta Buku Jakarta) memanfaatkan stand itu sebagai sentral atau pusat kegiatan penelitian. Jajak pendapat ini dilakukan dengan cara memberikan angket kepada para pengunjung yang dijadikan responden penelitiannya. Sebanyak 892 angket dari seribu angket yang disebar berhasil dikumpulkan selama pesta buku berlangsung. Dari hasil pengolahan angket tersebut, didapatkan citra tentang profil pengunjung pesta buku berdasarkan geografis, demografis, status sosial-ekonomi, tingkat konsumsi buku dan jenis buku vang dikonsumsi, serta beberapa pendapat pengunjung tentang penyelenggaraan pesta buku.

Pesta Buku Jakarta 2001 diadakan di Istora Bung Karno. Oleh karena itu, sudah dapat dipastikan bahwa secara geografis scbagian besar pengunjung pesta buku bertempat tinggal di Jakarta (64,9%). Sisanva tersebar mulai dari Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Botabek, 28,7%); Jawa Barat namun di luar Botabek (1,9%); Jawa Tengah (0,8%); Yogyakarta (0,1%) sampai Sumatra (0,4%).

Pengunjung pesta buku lebih banyak kaum lelaki daripada kaum pcrempuan: kaum lelaki (53,1%) dan kaum perempuan (46,9%), Tingkat selisihnva tidak terlalu besar, hanya 6,2%. Pesta buku dikunjungi oleh anak-anak vang berusia di bawah 15 tahun sampai dengan orang tua yang berusia di atas 50 tahun. Pengunjung yang berusia 20-24 tahun (41,9%), 25-29 tahun (14,6%), 30-34 tahun (5,7%), 35 tahun ke atas (4,6%), sisanya pengunjung remaja yang berusia 15-19 (29,8%) dan pengunjung anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun (1,3%).

Dari hasil tcrsebut, dapat diketahui bahwa mayoritas pengunjung pesta buku adalah kalangan pelajar dan mahasiswa. Hal ini diperkuat dengan grafik vang menggambarkan tingkat pcndidikan terakhir yang ditamatkan oleh para responden dan statusnya saat ini: SLTA (56,6%), akademi (18,5%), sarjana atau tamatan S-l (19,1%), sarjana S-2 dan S-3 (0,6%), dan SLTP (4,9%). Responden yang berstatus pelajar dan mahasiswa (67,9%), sedangkan yang berstatus non-pelajar dan non-mahasiswa (32,1%).

Angket bukan merupakan satu-satunya cara yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi profil pembaca buku. Namun, angket merupakan cara yang paling banyak dilakukan untuk menjaring pendapat dalam skala besar, meskipun pendapat yang diperoleh tidak berupa data yang spesifik. Hasil angket bisa dijadikan informasi dasar untuk berbagai kebutuhan. Informasi dasar tersebut bisa digali lebih dalam guna memperoleh data yang lebih spesifik dengan melakukan penelitian lanjutan. Setidaknva, dari beberapa hasil angket tersebut, kita bisa mengidentifikasi profil konsumen buku berdasarkan profil pengunjung Pesta Buku Jakarta.

Penelitian ini memang dilakukan secara sangat sederhana oleh para mahasiswa yang pengetahuan dan pengalamannya di bidang penelitian ilmiah masih sangat dangkal. Namun, kegiatan ini setidaknya menunjukkan bahwa penelitian di bidang perbukuan mulai mendapat perhatian. Dan menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua, insan perbukuan, untuk membantu dan mengembangkan kegiatan penelitian ini ke arah yang lebih baik demi kemajuan perbukuan di tanah air.

Melvi
Majalah Mata Baca Vol. 1 No. 1 / Agustus 2002