Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Novel Portrait in Sepia (Potret Warna Sepia)

Judul: Portrait in Sepia (Potret Warna Sepia)
Penulis: Isabel Allende
Penerbit: Gramedia, 2012
Tebal: 406 halaman
Kondisi: Bagus (stok lama)
Harga: Rp. 70.000 (blm ongkir)
Order: SMS/WA 085225918312


Aurora terperangah setelah memperlihatkan sebuah karya fotonya pada Ivan Radovic. Pose Susana (kakak iparnya) dengan Diego Dominguez (suaminya) menimbulkan kesan ganjil. Dari cara ia merangkul pinggang Susana, Ivan menduga kuat bahwa Diego adalah suami Susana. Meski sudah ditegaskan bahwa lelaki dalam foto itu adalah suaminya--dan suami Susana adalah Eduardo--sangkaan itu tetap menjadi “api dalam sekam” bagi Aurora. Tak lama berselang, di remang cahaya lentera, Aurora menyaksikan Diego dan Susana bergumul dengan segenap hasrat tak terbendung di atas gundukan jerami, tak jauh dari rumah keluarga besar Dominguez.

Begitulah kerja fotografi yang tak sekadar memotret, tapi juga  menyingkap hal-ihwal tak terlihat. “Kita hanya melihat apa yang ingin kita lihat,” kata Juan Libero, maestro fotografi, guru Aurora. Mungkin saat membuat pose Susana dan Diego, Aurora ingin melihat bukti pengkhianatan suaminya. Sejak itu, Aurora memastikan bahwa Diego menikahinya hanya untuk menutupi kecurigaan pada hubungan gelapnya dengan Susana. Diego bermohon agar Aurora tidak hengkang dari rumahnya, tidak membeberkan aib itu pada kakaknya Eduardo--karena itu sama saja dengan membunuh ibunya pelan-pelan. Dicukupinya semua kebutuhan Aurora, dibebaskannya Aurora menggeluti dunia fotografi, dan hubungan mereka beralih-rupa menjadi persaudaraan kakak-adik. Peran dramatik itu hanya bagian kecil dari nestapa Aurora dalam novel Portrait in Sepia  karya Isabel Allende ini.

Aurora menyandang nama “del Valle” milik keluarga bangsawan Cile yang bermukim di San Fransisco, namun tak pernah tahu siapa ayahnya. Hidup mewah dalam asuhan nenek Paulina del Valle, tapi dijauhkan dari rasa ingin tahu pada asal-usul. Ikhtiar penyingkapan riwayat perempuan buta silsilah itu menjadi perhatian utama novel setebal 406 halaman ini. Portrait In Sepia adalah novel kedua dari trilogi yang berjalan mundur--bermula dari The Daughter of Fortune (1999) dan berakhir dengan The House of  Spirit (1982). Kisah anak haram (Aurora) mengulang kembali nestapa Eliza Sommers dalam The Daughter of Fortune. Gadis tak bersilsilah yang tumbuh dalam keluarga aristokrat Inggris di Valparaiso, Cile. Bayi Eliza ditemukan di depan pintu rumah Rose, dalam kardus dan diselimuti sweater usang. Semula, Jeremy (kakak Rose) keberatan, tapi karena Rose bersikukuh hendak merawatnya, Jeremy mengalah. Berbeda dengan Jeremy, saudara Rose yang lain, John Sommers, malah menyambut Eliza penuh-riang. Eliza bukan orang asing, di ujung kisah diungkap bahwa bayi itu adalah hasil hubungan gelap John Sommers dengan perempuan masa silam. Maklumlah, John pelaut ulung. Di setiap pelabuhan yang disinggahinya, selalu ada perempuan yang berlabuh di pangkuannya.

Ketakmujuran Eliza setali tiga uang dengan Aurora. Ia juga anak haram dari hubungan Matias del Valle--salah satu putra Paulina--dengan Lynn Sommers, belasteran Cina-Amerika, putri pemilik toko kue, sejawat karib Paulina. Orangtua Lynn tak lain adalah Eliza Sommers yang sejak menikah dengan ahli pengobatan herbal asal Canton, lalu bermukim di wilayah pecinan, San Fransisco. Lynn yang kecantikannya sukar dibahasakan, tak tergiur rayuan kecuali oleh Matias. Sementara Matias hanya memperlakukan Lynn sebagai barang taruhan. Ia hendak membuktikan pada teman-temannya bahwa Aurora bakal takluk di tangannya. Hubungan main-main itu berbuah kehamilan. Paulina yang gila kehormatan tak merestui pernikahan Matias dan Lynn, sebab dalam tubuh Lynn mengalir darah Cina. Ia bersedia membesarkan cucunya, tapi menolak kehadiran Lynn. Maka, lahirlah bayi bernama Aurora, sementara Lynn meninggal akibat pendarahan. Severo del Valle menyematkan nama “del Valle” di belakang nama Aurora. Atas dasar cinta yang tak diragukan, tanpa sepengetahuan bibi Paulina, Severo menikahi Lynn, dan bersedia menjadi ayah yuridis Aurora.

Dunia imajiner dalam novel-novel Isabel Allende identik dengan orang-orang tersingkir, atau dalam bahasa Isabel; orang-orang di luar payung besar kemapanan. “Saya berpihak pada mereka yang tersingkir. Mereka tidak mungkin dapat perlindungan,” ungkapnya dalam sebuah wawancara. Mungkin maksud Isabel, orang-orang terusir, sebagaimana dirinya. Setelah presiden Salvador Allende terbunuh dalam huru-hara kudeta militer pimpinan Augusto Pinochet (1974), ia meninggalkan Cile. “Kami mengira akan tinggal beberapa bulan saja di Venezuela, lalu pulang ke Cile dengan perasaan tenang,” kata Isabel. Tapi, ternyata ia telah menghabiskan waktu 13 tahun di Venezuela, dan sejak 1987 menetap di California, AS.

Lima tahun pertama Aurora dibesarkan oleh kakek-nenek Tao Chien-Eliza, sebelum berada dalam didikan Paulina. Masa kanak-kanak di pecinan timbul-tenggelam dalam kenangan Aurora setelah dewasa. Mata kanak-kanaknya menyaksikan beberapa orang tak dikenal menikam  rusuk  Tao Chien hingga tergeletak bersimbah darah, dan tewas mengenaskan.  Kelak Aurora tahu, orang-orang yang menganiaya Tao Chien adalah anak buah penyeludup gadis-gadis Cina dalam bisnis pelacuran di San Fransisco. Tao Chien menyisihkan pendapatannya guna menyelamatkan gadis-gadis malang itu. Aurora juga tahu betapa menyesalnya Tao Chien lantaran gagal menyelamatkan Lynn dari kematian. Itu sebabnya ia menghabiskan sisa umurnya untuk membesarkan Aurora.  Di bagian ini, Allende rinci menggambarkan betapa celakanya menjadi Cina di San Fransisco masa itu. Mereka seperti kutu yang mesti dibasmi. Karena itulah Eliza menginginkan Aurora tumbuh sebagai perempuan Amerika sejati, hingga ia menyerahkan anak-haram itu pada Paulina, nenek dari pihak ayah.

Hubungan gelap selanjutnya tersingkap setelah kepulangan Matias. Masa itu Paulina sudah hijrah ke Cile. Setelah melancong di Eropa, ayah biologis Aurora pulang dengan membawa penyakit kelamin. Amanda Lowell menyelamatkan Matias hingga ia sampai juga ke pangkuan ibunda, Paulina. Celakanya, Amanda adalah perempuan paling dicari Paulina di masa lalu. Feliciano (suaminya) pernah berselingkuh dengan bekas wanita penghibur kelas atas San Fransisco itu. Namun, karena ketulusan cinta Amanda pada Matias, nyala kebencian Paulina padam. Ia berdamai dengan dua hubungan gelap yang telah mencoreng kehormatan keluarganya.  Frasa “jeruk bali” yang digunakan penerjemah sebagai analogi bagi penyakit batu ginjal Paulina rasanya sedikit mengganggu, meski maksudnya tentu hendak merumuskan teks terjemahan yang kontekstual dengan pembaca Indonesia. Selebihnya, alih-bahasa yang langsung dari edisi Spanyol (Retrato En Sepia, 2000) begitu subtil, kreatif, dan terukur. 

Sebagai novelis migran, yang tak terlupakan adalah “hubungan gelap” Allende dengan rupa-rupa peristiwa bersejarah di Cile, tanah airnya. Perseteruan antara sayap liberal--tapi membelot sebagai pendukung regim miiter presiden Macelda--dengan kubu konservatif pada 1891 yang menewaskan ribuan orang menjadi artefak ingatan yang terpahat dalam novel ini. Begitu pula dengan patriotisme angkatan muda dalam revolusi Cile sebagaimana tampil dalam sosok Severo. “Kau sudah kehilangan satu kaki. Bila kehilangan satu kaki lagi, kau akan tampak seperti orang cebol,” kata Paulina saat Severo bertolak ke medan tempur untuk sekian kalinya. Potret Lynn dalam warna sepia yang bagi Aurora menjadi satu-satunya pintu masuk guna mengurai silsilahnya, juga menjadi alegori bagi upaya keras Allende dalam menyingkap sejarah kelam bangsanya. Dalam The Art and Craft of The Political Novel (1989-terj Ronny Agustinus, 2010), Allende menegaskan; Aku berasal dari Amerika Latin, negeri penuh orang gila dan gonjang ganjing politik—tanah yang begitu luas dan mendalam, indah dan menakutkan, sampai-sampai hanya novel yang bisa menjabarkan kompleksitasnya…