Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Novel Pabrik (Putu Wijaya)

Judul: Pabrik
Penulis: Putu Wijaya
Penerbit: Kompas, 2005
Tebal: 160 halaman
Kondisi: Cukup (bekas)
Harga: Rp. 40.000 (blm ongkir)
Order: SMS/WA 085225918312


Novel ini menceritakan kehidupan dalam sebuah pabrik. Pabrik yang didirikan di tanah bekas sebuah perkampungan yang terbakar itu dipimpin Tirtoatmojo. Bekas penghuni perkampungan tersebut dibujuk untuk pindah ke dekat kompleks pelacuran denganjanji diberi saham. Merekajuga ditampung sebagai buruh biasa.

Akan tetapi, Tirto ternyata belum memenuhijanjinya. Lagi pula kesejahteraan para karyawan sangatjelek. Hal tersebut menyebabkan buruh-buruh tidak puas sehingga Dringgo kalap dan membakar pabrik. Api dapat dikuasai, Dringgo masuk penjara. Sementara itu, pimpinan pabrik diganti Joni – anak tiri Tirto yang pernah diusir – karena sesudah peristiwa kebakaran, kesehatan Tirto sangat mundur.

Mula-mula keadaan pabrik agak membaik sesudah pergantian pimpinan. Namun, kemudian ternyata justru lebih parah. Sesudah kematian Tirto, Joni mengumpulkan orang-orangyang dapat dipercaya, dan menjelaskan bahwa berdasarkan wasiat ayahnya ia akan membagi saham. Di samping itu, ia akan merawat Maret yang bisu kalau benar Maret adalah anak Tirto dengan saudara kandungnya. Juga ia akan mengajak Susi yang dahulu pemah menggantikan kedudukan ibu Joni yang meninggal, untuk tinggal serumah. Sayang sebelum semua itu terlaksana, pabrik habis dimakan api.

Sesudah pabrik dipimpin Joni memang tampak ada pengendoran sedikit, atau bahkan barangkali pembaca menduga “leraian”, tetapi sebenamya ada ketegangan terselubung. Sebab meskipun pendapatan karyawan bertambah baik, pendapatan tersebut temyata mengalir ke perjudian dan pelacuran. Selain itu, Joni ternyata lebih keras bertindak dibanding Tirto, meskipun semua dilakukan dengan lemah lembut.

Munculnya peraturan-peraturan yang menggiring karyawan pada keadaan yang lebih genting membuat “gawatan” yang sudah bermula sejak pabrik dipimpin Tirtoatmojo semakin menggawat lagi. Masalah-masalah terpendam yang dahulu dicetuskan dengan berani oleh Dringgo, tidak ikut terpendam dengan dimasukkannya Dringgo ke dalam penjara karena membakar pabrik. Sebab semangat Dringgo mengalir kepada Robin, Eko, dan Zubaedi. Ditambah dendam orang-orang yang tersingkir, yaitu Paman –orang kepercayaan Tirto– yang bukan saja tersingkir tetapi juga sempat ditahan untuk masalah pencurian surat-surat penting. Dalam keadaan mabok, ia termakan hasutan orang-orang yang mempermainkannya, sehingga ia menantang Joni dengan membawa granat.

Kemusnahan pabrik itu justru terjadi ketika Joni sudah membuka rahasia keluarga dan bermaksud memperbaiki semuanya: saham yang akan segera dibagi bulan berikutnya, dan juga kesanggupannya untuk mengajak saudara tirinya – yaitu Maret, dan ibu tirinya – yaitu Susi yang kurang waras – untuk hidup bersama-sama dalam rumah peninggalan almarhum ayah tirinya.