Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Membaca Al-Qur'an Bersama Mohammed Arkoun

Judul: Membaca Al-Qur'an Bersama Mohammed Arkoun
Editor: Johan Henrik Meuleman
Penerbit: LKiS, 2012
Tebal: 266 halaman
Kondisi: Stok lama (bagus)
Stok kosong

Kajian terhadap diskursus islam modern beserta para pemikirnya selalu saja menarik untuk dibahas. Salah satunya adalah Mohammed arkoun, seorang pemikir islam kontemporer dari Aljazair ini menawarkan konsep pemikiran ulang atau rethinking terhadap islam, nilai-nilai, tradisi serta ajaran-ajarannya yang selama ini dianggap mapan dan anti kritik. Asumsi ini, menurut Arkoun, disebabkan karena pembukuan dan pembakuan ajaran agama yang terjadi pada abad pertengahan yang kemudian dijadikan standar kebenaran beragama.

Pemikiran arkoun tidak saja berbeda dengan para pemikir islam fundamental, tetapi juga berbeda dengan para pemikir  islam modern model Hassan hanafi yang sangat kental dengan nuansa kalam dan filsafat, juga berbeda dengan pemikiran sayyed Hussein nasr yang bobot tasawuf dan filsafatnya sangat terasa, dan berbeda pula dari para pemikir islam yang mengusung aspek-aspek ilmiah atau sains dalam pemikirannya. Hal inilah yang kemudian menjadikan pemikiran arkoun menarik, selain untuk dipahami juga untuk dikritisi.

Buku ini memuat sejumlah tulisan yang mengupas tentang pemikiran dan kritik terhadap hasil pemikiran Arkoun terutama dalam kajian teks Agama yang dalam hal ini adalah Al-Qur’an. Arkoun meyakini al-qur’an sebagai korpus terbuka yang tidak ada satupun penafsiran dapat menutupnya secara tetap dan “ortodoks”. Oleh karena itu ia menganggap perlunya mengadakan pembacaan ulang terhadap teks-teks Al-qur’an sebagai Upaya mengaktualisasikan nilai-nilai Al-Qur’an yang diyakini bersifat transendental-universal(Sholihun Likulli Zaman wa Makan).

Nilai transendental universal yang melekat pada Al-Qur’an sebagai dasar nilai dan ajaran islam selanjutnya akan terbentur pada tataran praktis. Ini berarti ketika nilai-nilai itu dipraktekkan dalam kehidupan masyarakat yang notabene-nya terkurung oleh kepentingan sosial-politik-ekonomi tertentu maka nilai itu tidak lagi bersifat transendental-universal dalam artian sebenarnya, mau tidak mau warna “lokal” juga ikut membentuknya (hal 8).

Menghayati hal ini, kemudian Arkoun menekankan perlunya mengadakan pembacaan ulang terhadap teks al-Qur’an untuk memperoleh pemahaman yang komperhensif serta mampu memilah dan memilih antara tradisi islam yang sudah diselimuti dengan kepentingan-kepentingan ideologis dan yang belum. Latar belakangnya sebagai doktor sastra serta pengalaman interaksinya dengan tradisi pemikiran barat(khususnya prancis) membuat arkoun memilih kritik linguistic sebagai pisau analisa dalam pemikirannya. (Hal 85).

Pembahasan dalam buku ini diawali dengan tulisan M.Amin Abdullah tentang Kritik nalar islam ala arkoun yang membahas tentang kritik epistimologi arkoun terhadap hampir keseluruhan bangunan “keilmuan” islam. selanjutnya pembahasan menarik seputar kritik sastra arkoun menggunakan metode Hermeneutika, Semiotika, dan pembacaan ulang terhadap al-Qur’an dipaparkan secara menarik oleh para pakar keislaman Indonesia yakni Komaruddin Hidayat, Johan Meuleman dan St. Sunardi. Pandangan arkoun tentang islam dan modernism juga dibahas dalam tulisan Suadi Putro dan Syafiq Hasyim. Buku ini ditutup dengan tulisan Johan Meuleman yang berjudul “Beberapa Catatan Kritis tentang karya Mohammed Arkoun”.

Buku ini mengajak pembaca menyelami pemikiran Mohammed Arkoun yang panjang dan rumit dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Istilah-istilah linguistik yang awam terdengar,  juga dijelaskan sehingga pembaca tidak kesulitan dalam mencerna dan memahami teori-teori bahasa yang ditawarkan. Buku ini memiliki kontribusi besar dalam menstimulasi kesadaran pembaca untuk lebih arif dalam membaca fenomena keagamaan serta bijak dalam merespon modernism yang masuk dalam dunia islam, sebagaimana yang diusahakan Arkoun dalam pemikiran-pemikirannya.