Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Pembersihan Etnis Palestina: Holocaust Kedua

Judul: Pembersihan Etnis Palestina: Holocaust Kedua
Penulis: Ilan Pappe
Penerbit: Elex Media Komputindo, 2009
Tebal: 502 halaman
Kondisi: Stok lama (bagus)
Harga: Rp. 65.000 (blm ongkir)
SMS/WA: 085225918312


Menghapus Palestina merupakan keniscayaan bagi Zionis untuk tetap eksis. Tak pernah terjadi dalam sejarah kemanusiaan bagaimana keberlangsungan hidup suatu bangsa mesti mengambil pilihan seperti laiknya virus ganas yang mesti meniadakan bangsa lain untuk bisa hidup dan berkembang. Zionis hidup dengan mematikan Palestina.

Ilan Pappe, sejarawan Yahudi masyhur asal Israel, dengan lugas, cerdas dan jeli bersandarkan data dan analisis tajam melukiskan perilaku Zionis supaya tetap bertahan di daerah Palestina melalui pelbagai taktik dan strategi bertujuan mengosongkan tanah dan membersihkan rumah warga Arab di tanah suci bagi tiga agama samawi Ibrahimi itu. Pengusiran paksa, pembersihan tanah, peledakan rumah-rumah, pembantaian mereka yang tak bisa digusur, maupun pelenyapan nama-nama beridentitas Arab di tanah Palestina merupakan segelintir kecil cara yang digunakan rezim Zionis dalam merealisasikan terciptanya suatu negeri yang murni terdiri dari bangsa Yahudi.

Narasi resmi Projek Zionisme ke Palestina adalah suatu “upaya melarikan sejarah penganiayaan dan pembunuhan massal terorganisir di Barat” terhadap kaum Yahudi. Di samping itu, turut pula dalih penebusan religius dari sebuah “tanah warisan” bagi para pengikut Musa. Namun alasan lebih utama terlihat dari adanya “saling erat terkaitnya gerakan milleniarisme Kristiani abad ke-19 dan kolonialisme Eropa” sehingga memberikan ruang lebih besar untuk bermanuver secara politik maupun militer demi kesuksesan Proyek Zionisme yang hanya bisa diwujudkan “lewat penciptaan negara yang murni Yahudi di Palestina, baik sebagai tempat tinggal yang aman bagi Yahudi dari penyiksaan dan tanah tumpah darah bagi nasionalisme Yahudi yang baru” (h.18-22).

Maka disusunlah persiapan untuk melaksanakan hal ini melalui tiga jalur: diplomasi, militer dan finansial. Namun disadari bahwa anasir yang paling potensial untuk melakukan pekerjaan ini adalah militer. Maka disempurnakanlah Hagana, kelompok teroris bersenjata, untuk mengasah keterampilan menyerang dan menghabisi desa-desa. Ditambah lagi dengan pematangan peta topografi Palestina yang kaum Zionis secara sistematis kumpulkan, maka makin matang rencana pemberangusan itu. Lihatlah bagaimana Moshe Pasternak, salah satu anggota Hagana masa itu, menggambarkan kiat mereka, “kita harus mempelajari struktur dasar perkampungan Arab. Ini berarti soal struktur dan cara terbaik menyerangnya” (h.29). Zionis telah berhati-hati merencanakannya semua, memasaknya dengan matang, dan menyiapkan secara sangat detil lagi mendalam.

Puncaknya berada di tangan si arsitek: David Ben-Gurion. Dengan kufiyyah di kepala dan pistol di pinggang, lalu ditiru Yasir Arafat kemudian, Ben-Gurion tegas bercita-cita akan adanya negara masa depan Israel dengan “dominasi absolut Yahudi” yang hanya bisa dicapai melalui dua kata ajaib: paksa dan kesempatan. Negara Yahudi cuma bisa dimenangkan dengan paksaan tapi harus menunggu kesempatan saat-saat historis datang mendekat dalam untuk bisa sepakat “secara militer” dengan kenyataan demografis di lapangan: kehadiran populasi mayoritas asli non-Yahudi (h.36).

Lalu rencana demi rencana disusun rapi. Rencana C, misalnya, melibatkan pembunuhan pemimpin politik Palestina; pembunuhan warga anti Yahudi; perusakan transportasi; penghancuran sumber-sumber kehidupan: sumur air dan penggilingan; penyerangan perkampungan terdekat; serta penyerangan kedai-kedai kopi dan tempat-tempat pertemuan warga Palestina.

Rencana ini lebih disempurnakan daya penghancurannya dengan Rencana D (Dalet). Langkah pertama: tentukan batas perluasan Israel. Kedua, bersepakat dengan Yordania yang merupakan pasukan terkuat dan terdekat Arab ketika itu. Ketiga, membangun militer yang memadai sampai sejumlah 50 ribu.

Mei 1948, sesudah pembersihan kecil-kecilan dilakukan, Rencana D dilaksanakan intensif. Dimulai dengan pembantaian seluruh penduduk desa Deir Yasin, termasuk perkosaan dan pembantaian anak-anak. Diikuti oleh “de-Arabisasi” wilayah Haifa berakibat pada pembunuhan 15-20 ribu warga sipil. Berakhiran dengan pembersihan lebih dari 85 persen warga Palestina dari negerinya sendiri.

Sumbangan buku ini sungguh teramat besar bagi pemahaman kita tentang konflik Israel-Palestina. Tergambar mendetil, dikuatkan data otentik, membuat Pembersihan Etnis Palestina sebagai pendokumentasian rencana dan kekejian sistematis kaum Zionis terbaik hingga sekarang.