Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Revolusi Sandinista: Perjuangan Tanpa Henti Melawan Neo Liberalisme

Judul: Revolusi Sandinista: Perjuangan Tanpa Henti Melawan Neo Liberalisme
Penulis: Nurani Soyomukti
Penerbit: Ar-Ruzz Media, 2008
Tebal: 200 halaman
Kondisi: Stok lama (bagus)
Harga: Rp. 30.000 (blm ongkir)
SMS/WA: 085225918312



Buku tulisan Nurani Soyomukti ini berisi catatan perlawanan pada neo-liberalisme di negara-negara amerika Latin, Nikaragua khususnya. Bagian awal buku ini memaparkan tentang dominasi Amerika Serikat melalui neo-liberalisme-nya. Kelemahan-kelemahan sistem ini dan modus operandi Amerika Serikat dalam mempopulerkan sistem ini juga turut disertakan. Kerusakan-kerusakan akibat sistem bentukan kapitalis ini disajikan dalam bentuk daftar daftar perlawanan terhadapnya. Didalam daftar tersebut Negara-negara Amerika Latin tercatat sebagai oposisi utama. Sebelum membahas jauh tentang Nikaragua dengan revolusi Sandinistanya, si penulis memberi semacam “landasan teori” terhadap revolusi Negara-negara Amerika Latin ini. “Landasan teori” ini berupa anti-thesis terhadap buku Francis Fukuyama “The End of History”. Gagasan bahwa kapitalisme merupakan cara hidup yang akan bertahan hingga akhir zaman ditentang. Posmodernisme dengan pencarian makna ala hermeneutika-nya juga dianggap sebagai sebuah usaha untuk menggagalkan usaha melihat adanya alternatif lain selain kapitalisme. Dengan menyebarnya posmodernisme, masyarakat menjadi tercerai-berai karena mahzab “kembalinya subyek” posmodernisme. Dalam bab-bab selanjutnya, si penulis merunut sejarah politik Nikaragua. Satu hal yang selau diingat rakyat Nikaragua dalam sejarah mereka adalah kemenangan sang Jenderal Augusto Ceasar Sandino (1895-1934). Sandino adalah seorang pejuang revolusi yang melawan dominasi Amerika Serikat di Nikaragua selama kurun waktu 1920 hingga akhir hayatnya. Semangat revolusioner Sandino inilah yang membangkitkan rakyat Nikaragua untuk bersatu melawan neo-liberalisme. Sebagai awal berdirilah sebuah partai berhaluan kiri, FSLN (Sandinista National Liberation Front), pada tahun 1961 oleh tiga orang mahasiswa di Universitas Nasional Otonom Nikaragua. Pada awalnya partai ini dibentuk sebagai oposisi atas Rezim diktator pro-Amerika, Somoza. Namun dalam perjalanan revolusinya FSLN menemukan kesamaan dengan rekan-rekan dari Negara-negara Amerika Latin yang lain Kuba, Mexico, Venezuela dll. Negara-negara tersebut akhirnya membentuk front untuk melawan dominasi Amerika Serikat.

Tidak banyak hal diketahui tentang revolusi-revolusi di Negara-negara Amerika Latin. Bahkan, kemenangan-kemenangan penting tokoh-tokoh berhaluan kiri dalam pemilu pun tidak banyak diketahui masyarakat dunia. Hal tersebut wajar terjadi karena memang sebagian besar media massa, nota bene pro-Amerika, tidak menyiarkan momen-momen tersebut untuk menghindari meluasnya revolusi Negara-negara Amerika Latin. Buku ini menyediakan informasi yang pas untuk melihat adanya satu sistem alternatif khususnya bagi negara-negara dunia ketiga. Pemaparan yang komperhensif tentang revolusi Sandinista di Nikaragua serta ulasan singkat mengenai revolusi berhaluan sama di Negara-negara Amerika Latin disajikan begitu lugas dalam buku ini. Penulis tidak segan-segan menampakkan posisinya. Sebuah kejujuran berkarnya yang patut diakui dalam kondisi saat semua orang malu-malu menampakkan ideologinya. Si penulis tampaknya ingin menginspirasi para pembaca bukunya agar cepat bertindak karena tank-tank neo-liberalisme sedang berarakan keseluruh penjuru dunia melibas apapun yang berdiri dijalurnya. Kalimat-kalimat dalam buku ini disusun untuk membangun efek sadar, bangkit dan melawan penindasan. Kekuatan buku ini sayangnya harus sedikit terganggu karena lemahnya pemberian landasan teori khususnya yang berhubungan dengan posmodernisme. Analisa akan tesis Fukuyama oleh si penulis pada beberapa bagian cukup lemah. Kelemahan ini lebih terlihat saat si penulis membandingkan teori-teori Marxisme dengan teori-teori dari Neo-Marxisme (Mahzab Frankfurt). Ada beberapa sudut pandang dari Jurgen Habermas dkk yang kurang mendapat perhatian dari sudut pandang Marxisme yang penulis pakai. Kelemahan ini mungkin terjadinya karena pembahasan akan posmodernisme hanyalah sebatas selyang pandang demi jelasnya pemaparan perjuangan revolusioner pejuang-pejuang Sandinista.