Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Misteri Apel Newton: Kisah Pergulatan Seorang Isaac Newton

Judul: Misteri Apel Newton: Kisah Pergulatan Seorang Isaac Newton
Penulis: James Gleick
Penerbit: Mizan, 2006
Tebal: 360 halaman
Kondisi: Bagus (Stok lama)
Terjual Jakarta


Sir Isaac Newton (1642-1727) merupakan salah satu dari sedikit ilmuwan yang paling berpengaruh yang pernah hidup. Kita mengenal akrab nama ini dari teorinya tentang gravitasi, meski gravitasi bukanlah satu-satunya penemuan Newton yang monumental. Newton juga mewariskan kepada kita konsep tentang spektrum cahaya. Ia juga tercatat sebagai penemu teleskop refleksi. Begitu pula dengan hukum geraknya yang mampu menjelaskan banyak hal mengenai orbit benda-benda angkasa, termasuk bumi kita

Soal lahirnya hukum gravitasi ini memang memiliki banyak versi. Ada yang percaya bahwa gagasan tentang gravitasi muncul setelah sebuah apel jatuh menimpa kepalanya. Versi lain menyatakan bahwa sumber gagasan justru saat ia melihat bulan yang menggantung di angkasa. Dalam biografinya malahan dikisahkan bahwa gagasan soal teori gravitasi lahir setelah ia teringat akan sebuah permainan di masa kecilnya: Sebuah ember penuh berisi air diputar kuat-kuat dalam sumbu vertikal sehingga air dalam ember tidak tumpah walaupun posisi ember terbalik.

Kini, lebih dari tiga ratus tahun setelah Newton merumuskan teori-teorinya, penemuannya masih tetap relevan. Semasa hidupnya, Newton mungkin tidak pernah membayangkan bahwa peluncuran roket dan perjalanan antar planet kini bisa dilakukan dengan berdasarkan rumusan yang ia temukan. Bukankah konsep tentang spektrum cahaya yang digunakan untuk mengukur pergeseran bintang merupakan buah dari penemuan Newton? Hukum gravitasinya menjelaskan bagaimana sebuah planet yang mengorbit bisa mempengaruhi bintang induknya. Dan jangan lupa dengan hukum gerak yang menjelaskan tentang periode, massa, dan jarak objek yang mengelilingi sebuah bintang. Semua itu lahir dari otak jenius Newton tiga setengah abad lampau!

Dalam buku bertajuk asli Isaac Newton karya James Gleick ini diceritakan bahwa kejadian jatuhnya buah apel mengilhami Newton untuk menemukan hukum yang kemudian terkenal dengan nama "Hukum Gaya Berat (Gravitasi) Newton (1687)". Nampaknya, dengan bantuan Hukum Gaya Berat Newton ini, kita mulai memahami asal-usul penyebab jatuhnya apel tersebut ke permukaan bumi. Dan dengan demikian terungkaplah secara jelas apa penyebab tertariknya buah apel itu (melalui Hukum Gaya Berat Newton) dan mengapa jatuhnya haruslah ke permukaan bumi (melalui Hukum Gerak Newton).

Sebelum membaca buku ini, sebagian pembaca mungkin mempunyai kesan bahwa Newton menemukan perumusan hukum gaya beratnya melalui suatu ilham yang datang secara tiba-tiba. Ternyata tidak demikian! Teori Newton lahir melalui proses yang cukup panjang yang dibuka oleh pemikiran Kopernikus, dirintis oleh tumpukan data Tycho Brahe, dan yang kemudian digarap oleh Kepler. Penemuan Newton sendiri diperoleh melalui usaha dengan ketekunan yang memakan waktu untuk dapat memahami ketiga ilmuwan tersebut

Bahkan, pada 1666 ia masih belum memahaminya. Dugaannya mengenai gravitasi disimpan oleh Newton untuk dirinya sendiri selama puluhan tahun. Buku ini menerangkan dengan jelas bahwa buah apel itu sendiri bukanlah apa-apa. Ia hanyalah kembaran dari bulan yang penuh teka-teki. Buah apel jatuh ke bumi, begitu juga bulan: terbelokkan dari lintasan yang lurus, mengelilingi bumi. Apel dan bulan merupakan suatu kebetulan, suatu generalisasi (hlm. 90).

Dalam penelitian di kebunnya, dan dalam perenungannya seorang diri yang tanpa henti, serta nalarnya yang senantiasa dipenuhi dengan modus-modus geometri dan analisis baru, Newton membuat hubungan-hubungan di antara berbagai ranah pemikiran yang terpisah jauh. Namun, ia masih belum yakin. Perhitungan-perhitungannya masih meragukan; ia hanya menemukan jawaban-jawaban yang mendekati. Ia mencari presisi yang jarang dijumpai, melebihi dari yang dimungkinkan oleh data pendukung yang ada waktu itu.

Dengan berbagai hasil karya ilmiah yang dicapainya, Newton menulis sebuah buku Philosophiae Naturalis Principia Mathematica, di mana pada buku tersebut dideskripsikan mengenai teori gravitasi secara umum, berdasarkan hukum gerak yang ditemukannya, dimana benda akan tertarik ke bawah karena gaya gravitasi.

Baru sekitar tahun 1916, kurang lebih dua abad setelah Newton mengemukakan hukum beratnya, teori Newton disempurnakan menjadi bentuk yang lebih umum dan mendasar. Hal ini dilakukan oleh ilmuwan Albert Einstein (1879-1955), melalui teorinya yang sangat terkenal, Teori Kerelatifan Umum. Teori ini kelihatannya menggantikan mekanika Newton dan Teori Gaya Berat Newton. Tetapi Einstein memperlihatkan, jika kecepatan benda yang bergerak lebih kecil daripada kecepatan rambat cahaya dan kekuatan medan gaya beratnya lemah, maka persamaan gerak yang bersangkutan dan juga persamaan medan gaya beratnya sama dengan kepunyaan Newton.

Newton lahir secara prematur di Woolsthorpe, Lincolnshire, Inggris. Ayahnya, Isaac, meninggal tiga bulan sebelum kelahiran Newton, dan dua tahun kemudian ibunya, Hannah Ayscough, menikah dengan lelaki lain dan menitipkan Newton pada neneknya. Newton memulai sekolah saat tinggal bersama neneknya di desa dan kemudian dikirimkan ke sekolah bahasa di daerah Grantham, di mana ia akhirnya menjadi anak terpandai di sekolahnya.

Sebelum meneruskan kuliah di Universitas Cambridge pada usia 19, Newton sempat menjalin kasih dengan adik angkat William Clarke, Anne Storer. Saat Newton memfokuskan dirinya pada pelajaran, kisah cintanya menjadi semakin tidak menentu dan akhirnya Anne menikahi orang lain. Banyak yang mengatakan bahwa Newton selalu mengenang kisah cintanya walaupun selanjutnya tidak pernah disebutkan Newton memiliki seorang kekasih dan bahkan pernah menikah.

Kesendirian adalah bagian penting dari kejeniusannya. Ia takut terhadap publisitas, menghindari kritik dan kontroversi, dan lebih memilih tidak menyebarluaskan temuan-temuan revolusionernya, seandainya saja tidak didesak rekan-rekannya. Ketenarannya diabadikan dalam medali, dan penemuan-penemuannya disanjung dalam puisi-puisi.

"Aku tidak tahu bagaimana dunia memandang diriku," katanya sebelum meninggal, "tetapi aku sendiri memandang diriku seperti seorang bocah yang bemain pasir di pantai, asyik mencari batuan halus serta kerang-kerang cantik, sementara lautan kebenaran mahaluas tak terjamah olehku" (hlm. 13). Perumpamaan yang menggugah ini banyak dikutip selama berabad-abad sesudahnya.

Membaca biografi Isaac Newton ini memang sangat mengasyikkan. Banyak hal yang memberikan inspirasi dari pribadi ilmuwan yang satu ini, walaupun sebagai manusia ia tidak luput dari berbagai kekurangan. Ketekunannya yang luar biasa, rasa ingin tahunya yang besar, ketelitiannya dalam melakukan riset adalah beberapa di antaranya. Empati Gleick terhadap subjek tulisannya membuat kita nyaris seolah-olah melihat dunia melalui mata Newton sendiri.

RAKHMAD ADI RODIYAT, Mahasiswa Tekhnik Elektro ITS Surabaya