Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Politik Kuasa Media

Judul: Politik Kuasa Media
Penulis: Noam Chomsky
Penerbit: Pinus, 2006
Tebal: 68 halaman
Kondisi: Stok lama (bagus)
Stok kosong

Fakta di media massa hanyalah hasil rekonstruksi dan olahan para pekerja redaksi. Walaupun mereka telah bekerja dengan menerapkan teknik-teknik jurnalistik yang presisi, tetapi tetap saja kita tidak dapat mengatakan bahwa apa yang mereka tulis adalah fakta yang sebenarnya. Salah satu pemikir yang menyumbang keraguan ini adalah Noam Chomsky.

Menurut Noam Chomsky informasi di media hanyalah sebuah rekonstruksi tertulis atas suatu realitas yang ada di masyarakat. Namanya rekonstruksi tentunya sangat tergantung pada bagaimana orang di balik media dalam melakukan kerjanya.

Buku ini menjelaskan secara menarik peran propaganda media massa dalam rekayasa opini publik. Noam Chomsky juga mendedah bagaimana para penguasa sebenarnya memiliki tujuan yang kontraproduktif dengan keinginan publik/ rakyat untuk terus melanggengkan kekuasaan.

Buku dengan tebal 68 halaman ini isinya memang cukup berat dibandingkan tampilannya yang ramping. Berisi 7 esai seputar media massa dan propaganda yang diawali dengan esai pertama yaitu ”Kuasa Media, Pencapaian Spektakular Propaganda Media Amerika” dimana Chomsky memberikan batasan terhadap tulisan-tulisan berikutnya.

Bab 2, ”Awal Munculnya Propaganda” mengupas sejarah singkat munculnya propaganda di masa modern (di sini Chomsky membatasi sejak masa Woodrow Wilson). Pada ”Pemirsa Demokrasi” pembaca akan digiring untuk menyadari bahwa selama ini publik telah dibatasi hanya sebagai "penonton” saja, tanpa diijinkan ada campur tangan di dalamnya.

Bab-bab selanjutnya, ”Industri Humas”, ”Rekayasa Opini”, ”Representasi sebagai Kenyataan”, ”Budaya Pemberontak”, ”Parade Para Musuh”, ”Diskriminasi Persepsi”, dan bab terakhir yang lebih condong ke arah contoh praktis ”Perang Teluk” mengupas bahwa betapa media massa dan propaganda hanyalah alat jebakan semata untuk membuat publik merasa seakan-akan ada ”kebebasan berekspresi, berkumpul” namun pada dasarnya tanpa mampu mengadakan satu perubahan.