Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Agus Salim: Diplomat Jenaka Penopang Republik

Judul: Agus Salim: Diplomat Jenaka Penopang Republik
Penulis: Tim Buku TEMPO
Penerbit: KPG, 2013
Tebal: 189 halaman
Kondisi: Stok lama (bagus)
Harga: Rp. 50.000 (blm ongkir)
Order: SMS/WA 085225918312


Selama enam puluh delapan tahun perjalanan diplomasi Indonesia di dunia internasional, Indonesia beruntung memiliki putra bangsa yang benar-benar merupakan seorang “Jack of all trades”, yakni Agus Salim. Berkat perjuangan diplomasi yang dipimpin oleh Agus Salim yang kala itu menjabat sebagai Menteri Muda Luar Negeri dalam kabinet Sjahrir, pada tanggal 10 Juni 1947 Indonesia memperoleh pengakuan de jure Internasional pertama sebagai negara merdeka.

Meskipun Indonesia baru saja merdeka dan Agus Salim sudah berusia 62 tahun ketika menjalankan tugas diplomasi untuk memperjuangkan pengakuan dunia internasional atas kemerdekaan Indonesia, dunia diplomasi bukan merupakan satu hal yang baru bagi tokoh kelahiran Koto Gadang, Sumatra Barat, 8 Oktober 1884 itu. Pada kurun waktAgus Salim merintis karirnya di dunia diplomasi ketika bekerja sebagai drogman (penerjemah) pada Konsulat Belanda di Jeddah yang kala itu dipimpin oleh N. Scheltema. Konsul Belanda itu merupakan mantan Controleur di Wlingi, Jawa Timur. Tugas Agus Salim kala itu antara lain adalah sebagai penghubung antara jemaah haji dan konsul karena pada waktu itu sudah banyak orang Indonesia yang menunaikan ibadah haji. Namun seorang staf konsulat seperti Agus Salim juga bertugas mewakili konsulat di acara-acara resmi kenegaraan di Mekkah dan Madinah (Hal. 71- 72).

Tugas sebagai staf Konsulat Belanda di Jeddah tersebut tidak hanya memberikan Agus Salim suatu pengalaman untuk bergaul dengan kalangan diplomat, tetapi lelaki yang terlahir dari keluarga Islam yang taat tersebut juga mendapat kesempatan untuk berguru langsung pada pamannya yang menjadi salah satu ulama terkemuka di Arab Saudi, yakni Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi. Jika sejarah mencatat bahwa KH Hasyim Asy’ari dan KH Ahmad Dahlan pernah berguru kepada ulama terkemuka itu, berarti mereka juga seperguruan dengan Agus Salim.