Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Mengenal Epistemologi (Murtadha Muthahhari)

Judul: Mengenal Epistemologi (Sebuah Pembuktian Terhadap Rapuhnya Pemikiran Asing Dan Kokohnya Pemikiran Islam)
Penulis: Murtadha Muthahhari
Penerbit: Lentera, 2001
Tebal: 300 halaman
Kondisi: Bekas (Bagus)
Stok Kosong


Kehadiran sosok spritual seperti Murtadha muthahhari yang lahir pada tanggal 12 Februari di Khurasan pada tahun 1919. Menjadi satu hal yang sangat istimewa pada abad dua puluh satu, yang akhirnya beliau wafat pada tanggal 2, mey, 1979. Beliau banyak menulis buku yang banyak di jadikan referensi oleh berbagai kalangan pemikir. Salah satu buku yang pernah beliau tulis adalah buku “EPISTEMOLOGI”, dan ada berbagai buku seri lainnya yang tidak kalah istimewanya seperti “FITRAH”, “LIGHT WITHIN ME (MENCAPAI GEMERLAP CAHAYA ILAHI)”, dan ada banyak buku-buku pemikiran islam lainnya.

Meski beliau hidup dalam keadaan yang penuh tekanan dari berbagai aspek kehidupannya, beliau tidak akan lelah untuk terus menerus meluncurkan karya-karya emas yang menjadi sorotan dalam dunia ilmu pengetahuan. Murtadha Muthahhari berjuang bukan hanya sekedar lewat pena dan lidahnya, akan tetapi beliau menyerahkan segala yang dia miliki demi tercapainya pengetahuan umat islam terhadap pemikiran-pemikiran yang signifikan. Pada tahun 1963, ia di tahan bersama Ayatullah Khomeini. Ketika Khomeini di buang ke Turki, ia mengambil alih imamah dan menggerakan para ulama mujahidin. Otaknya yang cemerlang dan ilmunya yang luas dapat memberikan kehidupan yang nyaman baginya, tetapi, beliau lebih memilih badai dari pada damai.

Seorang aktivis terkenal yang sering mengikuti berbagai seminar keilmuan yang beliau juga terkenal dalam dunia pendidikan, Jalalluddin Rakhmat dalam menyingkapi kehidupan tokoh mulia ini hanya berbicara singkat dengan mengatakan “Sejarah hidup Murtadha Muthahhari dapat disingkat dengan tiga kalimat: “Ia lahir. Ia berjihad. Ia syahid”.

Buku “EPISTEMOLOGI” karya Murtadha Muthahhari memberikan satu pemikiran yang istimewa kepada para pembaca tentang ilmu-ilmu yang di terima oleh manusia. Dan manusia pada umunya lebih menyukai sesuatu yang instan dan mudah diterima oleh akal oleh karna itu buku ini sangat cocok bagi para pembaca dari berbagai kalangan. Epistemologi secara umum adalah sesuatu yang dapat memberikan kepada kita suatu kekuatan dan tenaga praktis ataupun sesuatu yang dapat menunjukkan suatu hakikat (yang tidak terdapat keraguan lagi didalamnya). Buku ini telah membuktikan kepada seluruh pencinta kebenaran dan kepada kita sekalian bahwa pemikiran islam jauh lebih kokoh dari pada pemikiran-pemikiran asing.

Ditinjau dari segi praktik manusia khususnya, dapat menerima suatu hakikat berdasarkan segala sesuatu yang dimilikinya seperti indera, rasio, hati dan segala bentuk organ yang berpotensi dalam memberikan suatu bentuk lain dari alam(hakikat dapat di buktikan). Setiap orang dalam menanggapi hakikat berbeda-beda, menurut saya ini adalah hakikat, menurut anda itu adalah hakikat, sedangkan menurut orang lain hakikat adalah sesuatu yang lain, Semuanya adalah hakikat dan tidak ada satu pun yang salah, bahkan sesorang akan merasakan dua hakikat dalam satu waktu yang telah di ungkap jelas dalam buku ini.

Segala bentuk ilmu yang diterima manusia masuk dengan berbagai tahapan yaitu tahapan indera,di cermati oleh akal, yang nantinya akan akan di pertimbangkan oleh hati. Dari sini menimbulkan berbagai polemik yang di lontarkan para pemikir-pemikir asing yang memiliki argumen yang berbeda dan yang akhirnya pemikiran-pemikiran tersebut dapat di patahkan oleh pemikiran islam yang menggunakan berbagai dalil dari berbagai sumber seperti Al-quran, dan berbagai pemikiran-pemikaran orang-orang terdahulu yang bisa dimanfaatkan dalam pembuktian terhadap rapuhnya pemikiran asing dan kokonya pemikiran islam.

Semuanya di paparkan jelas oleh Murtadha Muthahhari dalam bukunya yang berjudul “EPISTEMOLOGI”. Masalah perubahan Epistemologi inderawi(dangkal) menjadi Epistemologi logikal(mantiqi) merupakan salah satu sisi dari berbagai sisi yang terdapat pada sisi lain yang jika sisi ini dilihat dari suatu sudut pandang tampak jauh lebih penting adalah berkenaan dengan alat (instrument) Epistemologi yang ada pada manusia, yang alat itu bukan saja menyamaratakan berbagai Epistemologi tetapi bahkan memperdalamnya. Buku ini juga menjelaskan tahapan-tahapan epistemologi yang barusan telah saya singgung di awal, dan akar perbedaan berbagai bentuk Epistemologi dan “Pandangan alam”.

Yang menarik dari buku ini adalah bagaimana sang penulis menciptakan suasana pemikiran yang sangat rasional yang menjadi suatu alat perbandingan yang digunakan oleh berbagai kalangan pencinta ilmu khususnya kalangan pemikir, baik kalangan islam ataupun asing. Para orang-orang orientalis yang lebih di kenal dengan (kelompok peragu), mereka mengatakan bahwa Epistemologi tidak mungkin ada dan jikalau memang ada ,maka keberadaanya belum terbukti. Mereka mengatakan “Tidak mungkin seseorang dapat mengetahui sesuatui dengan pasti”, “ragu-ragu” dan “saya tidak tahu” adalah ketentuan dan nasip pasti manusia. Argumen yang paling ringan ialah tatkala ia mengatakan “Jika manusia itu hendak memahami dan mengetahui sesuatu, apa alat dan instrumen yang kita gunakan? Kita tidak memiliki alat lebih dari dua “Indera dan Rasio”, sesuatu yang ada kemungkinan salah atau salah mutlak, tidak dapat di jadikan pegangan dan sandaran.

Sebenarnya masih banyak lagi teori-teori asing yang bertentangan dengan teori Murtadha Muthahhari seperti teori Marxisme, teori Feurbach, teori Pyrho dan teori-teori lainnya yang di paparkan jelas dalam buku ini. Mereka (kelompok peragu) beranggapan bahwa ketika manusia melihat sesuatu dan ternyata penglihatan mereka salah, mereka tidak dapat percaya pada suatu yang telah dilihat setelahnya dan mereka dengan sangat terang-terangan menafikan Epistemologi. Mereka juga mengatakan rasio (akal) lebih banyak melakukan kesalahan melebihi indera. Lalu tokoh spiritual kita dalam buku ini memberikan satu asumsi yang dapat mencengangkan tokoh-tokoh pemikir asing dan mengatakan bahwa “Ketika mereka menyatakan “saya mengetahui bahwa rasio dan indera telah melakukan suatu kekeliruan”.

Dengan demikian membuktikan mereka telah sampai pada suatu hakikat”. Kekuatan pada buku ini terletak pada data-data yang di sajikan yang begitu melimpah ruah dengan berbagai teori ilmiah, dan tidak semua penulis bisa mengajak para pembaca untuk mengerti hakikat sebuah ilmu tidak seperti yang telah dicapai oleh tokoh kita yang sangat membanggakan kalangan pembaca terutama para pencinta kebenaran dan penulis memberikan suatu kepastian bahwa keberadaan hakikat itu sangat terbukti dan belum ada dalil yang bisa membuktikan ketidakberadaannya. Semoga Allah melimpahkan karunianya kepada beliau yang telah membantu kita semua dalam memahami eksistensi ilmu dan segala bentuk manfaat yang beliau berikan kepada kita semua pada umumnya dan khususnya kepada saya selaku orang yang sangat menggemari karya-karyanya.