Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Kehormatan Bagi Yang Berhak: Bung Karno Tidak Terlibat G30S/PKI

Judul: Kehormatan Bagi Yang Berhak: Bung Karno Tidak Terlibat G30S/PKI
Penulis: Manai Sophiaan
Penerbit: Yayasan Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, 1994
Tebal: 320 halaman (hard cover)
Kondisi: Bekas (cukup)
Harga Rp. 200.000 (blm ongkir)
Order: SMS/WA 085225918312


..... Tahun 1966 ini, kata mereka, ha, eindielijk, eindielijk at long last, Presiden Sukarno telah dijambret oleh rakyatnya sendiri; Presiden Sukarno telah dikup; Presiden Sukarno telah dipreteli segala kekuasaannya; Presiden Sukarno telah ditelikung oleh satu ”triumvirat” yang terdiri dari Jenderal Soeharto, Sultan Hamengku Buwono, dan Adam Malik. Dan, Perintah 11 Maret” kata mereka, ”Bukanlah itu penyerahan pemerintahan kepada Jenderal Soeharto?” (Bung Karno, 17 Agustus 1966).

Buku ini mengungkapkan praktik-praktik ”machiavellisme”, baik yang dilakukan oleh individu, kelompok, maupun kekuasaan. Akibat kemenangan ”machiavellisme” pada berbagai kasus, maka sejarah pun mencatat terjadinya tragedi yang mengguncangkan rasa keadilan (Manai Sophiaan, 1994)

Terbitan pertama sejumlah 3.000 eksemplar habis terjual dalam waktu tidak lebih dari dua bulan. Diselingi adanya telepon dari jajaran penguasa yang meminta agar penulis menghentikan peredaran buku ini, buku ini tetap dijual (tepatnya dengan harga hanya berupa penggantian biaya produksi) secara sembunyi-sembunyi. (Fadjari Iriani Sophiaan, putri Manai Sophiaan)

Jika yang diupayakan secara cerdas oleh Manai Sophiaan dalam bukunya adalah berlakunya keadilan/kebajikan kepada Soekarno, itu lantaran tokoh pendiri bangsa paling terkemuka ini hingga sekarang, dalam perspektif beliau, tidak atau belum ditempatkan secara adil menurut yang patut didapatkannya. (Mochtar Pabottingi, Pengamat Politik)

“Mereka mencoba hendak membunuh Sukarno, Yani, dan Subandrio. Mereka akan melakukan serangan terbatas terhadap Indonesia. Dan mereka mempunyai teman-teman di sini.” (Bung Karno di depan rapat Panglima TNI-AD seluruh Indonesia, Senayan, 28 Mei 1965)