Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Sultan Mehmed II: Sang Pembantai Dracula

Judul: Sultan Mehmed II: Sang Pembantai Dracula
Penulis: Orhan Basarab
Penerbit: Darul Ikhsan, 2008
Tebal: 176 halaman
Kondisi: Stok lama (bagus)
Harga: Rp. 40.000 (blm ongkir)
SMS/WA: 085225918312


Konon kabarnya Dracula hanya bisa dikalahkan dengan salib dan bawang putih. Dengan kedua benda tersebut Dracula--vampir yang selalu haus darah--akan lari terbirit-birit. Semua itu hanya kebohongan belaka. Usaha barat untuk menutup kebenaran yang sesungguhnya. Sejarah yang kini didominasi oleh barat telah mengaburkan dan menyelewengkan sejarah Dracula.Sosok nyatanya yang kejam dan bengis diubah sedemikian rupa sehingga banyak yang tidak mengetahui siapa sebenarnya Dracula itu.

Tidak benar kalau Dracula dikalahkan oleh salib dan bawang putih. Ia telah dikalahkan dan dibunuh oleh tebasan pedang pasukan Mehmed II dalam pertempuran di danau Snagov. Kepala Dracula kemudian dibawa ke Konstantinopel sebagai bukti bahwa si Penyula itu telah terbunuh. Mehmed II (Al-Fatih) sendiri yang kemudian memancangkan kepala Dracula di tengah alun-alun Konstantinopel.

Sejarah sendiri hanya sekilas menuliskan sosok Mehmed II. Padahal, masa kelahiran dan sejarah hidupnya tak bisa dilepaskan dari Perang Salib. Diakui atau tidak, ia merupakan batu sandungan terbesar bagi Pasukan Salib setelah Saladin. la telah meluluhlantakkan pertahanan Bizantium dan merebut Konstantinopel. la telah membuka pintu masuk yang selama berabad-abad tertutup bagi Islam. Tak salah dan tak berlebihan kalau ia mendapatkan julukan Sang Penakluk (al Fatih). Namun sayang, sejarah hidupnya justru tertutupi oleh seseorang yang bengis dan tak berprikemanusiaan, Dracula. Kalau Dracula sudah menjadi legenda di seluruh dunia, Mehmed II justru dilupakan, bahkan oleh umat Islam sendiri.

Bibit-bibit kekejian Dracula tercermin dari kebiasaannya menusuk (menyunduk) binatang. Setiap kali tidak ada kegiatan saat masih di Turki, ia menangkap binatang-binatang disekitarnya lalu disunduk (disula). Dracula sangat puas ketika melihat binatang itu menggelepar-gelepar menunggu ajal.

Selepas meninggalkan Turki sifat kebengisannya menjadi-jadi. Masa pemerintahannya di Wallachia merupakan masa-masa teror paling keji, mulai dari gembel jalanan sampai pejabat istana menjadi korban kekejaman Dracula. Sebagian besar dibunuh dengan cara disula.

Disula adalah dibunuh dengan cara ditusuk mulai bagian anus dengan tombak kayu hingga tembus kepala, tenggorokan, punggung atau perut. Setelah setelah sula masuk kedalam tubuh korban maka sula tersebut dipancangkan sehingga sedikit demi sedikit turun mengikuti berat badan.