Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Perempuan dan Politik

Judul: Perempuan dan Politik
Penulis: Siti Musdah Mulia & Anik Farida
penerbit: Gramedia Pustaka Utama, 2005
Tebal: 186 halaman
Kondisi: Bekas (cukup)
Stok kosong

Dunia politik sesungguhnya identik dengan dunia kepemimpinan. Saat berada dalam posisi sebagai pemimpin, perempuan mengalami lebih banyak hambatan ketimbang laki-laki. Mengapa? Karena perempuan harus selalu membuktikan bahwa dirinya memang pantas dan bisa diandalkan. Mari simak penuturan wali kota perempuan pertama di San Francisco: "Aku kerap dikritik atas beberapa komentar yang agak menyinggung perasaan dan selanjutnya meledak menjadi pergunjingan publik, tidak seperti laki-Iaki dalam posisi yang sama, yang pernyataannya sering kali berlalu tanpa tantangan. Pengalaman mengajarku bahwa kunci keberhasilan perempuan, dalam jabatan pemerintahan adalah menjadi orang yang bisa diandalkan.

Artinya, memberi perintah yang jelas dan mau menindaklanjuti, memeriksa kembali setiap pernyataan demi keakuratan, menjaga integritas pribadi, dan benar-benar menjaga kepercayaan masyarakat. Selain itu, juga tetap dituntut untuk bisa bekerja sama dalam satu kelompok dan membina hubungan dengan kolega yang didasarkan pada integritas dan rasa hormat. Perempuan harus mampu menyelesaikan tugas yang dibebankan padanya dan harus menjadi pemimpin dalam arti yang sesungguhnya."

Persoalannya, mengapa perempuan sulit sekali menggapai kekuasaan? Jawabannya sangat sederhana. Stereotip perempuan tradisional tidak mengenal kekuasaan. Kefemininan juga tidak memuat ketegaran, keperkasaan, atau ketegasan yang merupakan unsur inti kekuasaan. Stereotip klasik mengenai perempuan dan kefemininan tidak mencantumkan gagasan kekuasaan, dan meskipun kondisi telah berubah, stereotip terse but sulit dihilangkan. Gambaran klasik mengenai kefemininan identik dengan kepasrahan, kepatuhan, kesetiaan, kemanjaan, kekanak-kanakan,kesimpatikan, kehangatan, kelembutan, keramahan, dan ketidaktegasan. Kekuasaan sebagai unsur yang paling penting dalam kepemimpinan tidak pernah dicirikan dengan sifat-sifat feminin.