Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Mimpi-mimpi Einstein

Judul: Mimpi-mimpi Einstein
Penulis: Alan Lightman
Penerbit: KPG, 1999
Tebal: 154 halaman
Kondisi: Bekas (cukup)
Terjual Jakarta


Membaca novel yang judul aslinya Einstein's Dreams ini membutuhkan pemahaman fisika, setidaknya mengenal konsep ruang dan waktu. Jika tidak, kita hanya menghadapi bacaan yang sekadar eksotis. Sebab, isi buku ini tak lebih dari novelisasi konsep ruang dan waktu, yang diletakkan oleh Albert Einstein (1879-1955).

Secara sederhana, jika tempat seseorang diketahui, tetapi waktunya tidak, maka keberadaannya tak bisa ditentukan. Misalkan kita melakukan perjanjian dengan si A di Jalan B nomor sekian. Tanpa menyebutkan waktu, keberadaan si A tidak akan bisa dipastikan. Baru setelah "mencantumkan" dimensi waktu (hari, tanggal, jam), keberadaan si A dapat ditentukan.

Inilah asal muasal dimensi ruang dan waktu. Dan Alan Lightman, yang ahli fisika, tentu mengenal sejarah Einstein. Maka cerita dimulai dari sebuah Kantor Paten Swiss, pada 1905. Tahun 1905 dipilih, karena saat itu Einstein bekerja di Kantor Paten Swiss. Di tahun yang sama pula ia menghasilkan tiga mahakarya.

Pertama mengenai cahaya, yang bersifat partikel sekaligus gelombang. Kedua mengenai konsep gerak acak, atau gerak Brown. Ketiga mengenai relativitas. "... kerani muda itu masih terkulai di kursi, kepalanya rebah di meja. Dalam beberapa bulan terakhir, sejak pertengahan April, ia telah bermimpi begitu banyak tentang waktu" (halaman 3).

Buku ini memuat 30 mimpi kerani muda berambut kusut itu, dari 14 April hingga 28 Juni 1905. Mimpi tentu saja tidak dibatasi oleh kaidah ilmiah. Di dalamnya bisa bermain waktu yang melingkar dan berputar, sehingga semua kejadian selalu berulang. Atau mengalir seperti air, yang di suatu saat dibelokkan secuil puing, atau semilir angin.

Atau waktu tiga dimensi, ketika seseorang, dalam waktu yang sama, bisa mengalami tiga kejadian dengan akibat yang berbeda. Sampai dengan waktu yang berhenti, karena tarikan gravitasi yang mahahebat. Waktu yang mengalir dan berhenti masih memenuhi kaidah ilmiah. Sebab, pembelokan cahaya, karena gravitasi, menunjukkan kelengkungan ruang dan waktu.

Gangguan kosmis, berupa tarikan gravitasi bintang atau benda langit lainnya, telah membelokkan cahaya. Ia merupakan "busur waktu", sebagaimana fungsi garis dalam bidang ataupun ruang. Dengan demikian, terjadilah lengkungan ruang dan waktu. Sedangkan waktu berhenti, atau dunia tanpa peristiwa, terjadi dalam black hole (lubang hitam), ketika cahaya terjebak dalam gravitasi mahadahsyat.

Daerah semacam ini dibatasi oleh horizon peristiwa. Cahaya, yang jatuh tepat di horizon peristiwa itu, akan melayang. Sedangkan cahaya yang masuk ke dalam lubang hitam akan terperangkap. Cahayalah yang disebut Lightman sebagai "seorang kelana". Ia datang dari arah mana pun, dan akan bergerak makin lambat.

Cerita dalam buku ini menampilkan nuansa mistis dan magis, kalau tidak mau dibilang murung. "Ganjil dan meditatif, jenaka, provokatif... membawa pembaca pada suatu dunia mimpi laksana magnet yang bertenaga," tulis Michiko Kakutani di New York Times. Magi itu muncul, karena pada prinsipnya waktu adalah kegaiban. Terasa kehadirannya, tanpa bisa tertangkap secara indriawi.

Kendati ahli fisika, Lightman tidak mengungkung waktu dalam pengertian matematis. Dia juga menerjemahkannya dalam pengertian biologis, ketika waktu bersifat daur, atau lingkaran. Kejadian berulang secara periodik. Di Nusa Tenggara Barat, misalnya, cacing wawo dan palolo muncul tiap tahun, pada waktu dan bulan yang sama. Itulah waktu biologis.

Ia bahkan menutup novelnya dengan waktu psikologis. Waktu bagaikan burung bulbul. Anak-anak yang gesit akan mudah menangkapnya. Bagi mereka, waktu berjalan amat lambat. Mereka selalu ingin berlompatan dari satu kejadian ke peristiwa lain. Tak sabar menanti ulang tahun, atau tahun baru. Bagi orang tua, "burung bulbul" itu bergerak sangat gesit. Mereka terlalu lambat untuk menangkap, atau menghentikannya.

Lightman telah melepas baju ilmu pastinya ketika menulis novel ini. Imajinasinya yang liar telah memberikan berbagai kemungkinan tentang waktu. Termasuk kejadian di dunia lain. Namanya juga mimpi.

Rohmat Haryadi