Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Jihad Intelektual (karya Ziauddin Sardar)

Judul: Jihad Intelektual: Merumuskan Parameter-Parameter Sains Islam
Penulis: Ziauddin Sardar
Penerbit: Risalah Gusti, 2000
Tebal: 180 halaman
Kondisi: Stok lama (Bagus)
Stok Kosong


Semangat inovasi menuju paradigm ilmu pengetahuan Islam yang multi visi atau satu visi, mengalami proses perdebatan yang panjang di kalangan cendekiawan muslim sendiri. Kaum intelektual garda depan macam Ziauddin Sardar dalam karya-karya ijtihadnya, menawarkan berbagai rekayasa epistemologis dan aksiologis, yang diharapkan menjadi manual bagi pembangunan peradaban Islam masa depan Sardar, membangun visi tersendiri yang turut mewarnai agenda-agenda Islam kontemporer.

Jalan menuju paradigm tersebut terus dilakukan dengan suatu tujuan yang jelas, yaitu merekayasa karakter ilmu-ilmu Islam dengan parameter-parameter sains Islam yang bisa diartikulasikan ke dalam kkehidupan umat. Karenanya, buku ini sangat mendorong kaum cendekiawan muslim untuk terlibat dalam “Jihad Intelektual” yang bisa dipertanggungjawabkan di hadapan Allah dan sejarah.

Jihad Intelektual: Merumuskan Parameter-Parameter Sains Islam merupakan kumpulan karya ilmiah seorang futurolog muslim, Ziauddin Sardar, yang merefleksikan gagasan-gagasan ke depan bagi millennium dunia Islam. Karena itu tawaran-tawarannya yang fundamental merupakan rekonstruksi peradaban sekaligus juga reorientasi Islam yang sangat “menantang” para Ulama dan cendekiawan muslim.

Ziauddin Sardar merupakan intelektual muslim sekaligus penulis pemikiran Islam kontemporer, sains, serta seorang kritikus budaya. Ia juga masuk dalam kategori penulis Islam progresif, bahkan ada yang memasukkan beliau sebagai seorang utopis, dan generalis. Lelaki yang lahiran di Pakistan (Punjab) pada 1951 ini besar di Hackneyh, sekitar kawasan timur London, dan kemudian bermukim di Inggris.

Sardar pernah menjelma menjadi sebuah fenomena dalam intelektualisme Islam era 1980-an, bersama koleganya Gulzar Haider, Parvez Manzoor, atau Munawar Ahmad Anees. Mereka mempelopori munculnya suatu gerakan sarjana baru kaum muslimin di Barat. Gerakan tersebut mencoba memadukan tradisi intelektuaslime dan aktivisme. Berbeda dengan tokoh-tokoh intelektual muslim generasi sebelumnya, seperti Ismail Raji Faruqi, Syed Hossein Nasr, atau Fazlur Rahman yang umumnya menjadi pengajar di universitas-universitas terkemukan Barat dan sebagai “ahli Islam” serta memiliki karier personal yang cemerlang sehingga mendapat penghormatan intelektual yang tinggi.

Gerakan cemerlang dari Sardar mengenai rekonstruksi peradaban muslim harus dipahami sebagai vis-à-vis hubungan dengan dominasi peradaban Barat. Oleh karena Islam harus direkonstruksi sebagai peradaban. Sebagai peradaban, Islam telah menjadi puing-puing di hadapan keperkasaan peradaban Barat. Karenanya hanya dengan melakukan rekonstuksi peradaban Islam baru bisa mewujudkan diri sebagai perangkat keras dari pengalaman sejarahnya. Dengan cara inilah Islam diharapkan akan lebih memiliki bermakna sejarah.