Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Kahlil Gibran: Yesus yang Disalib

Judul: Kahlil Gibran: Yesus yang Disalib
Penulis: Bambang Noorsena
Penerbit: Nisita, 2003
Tebal: 225 halaman
Kondisi: Stok lama (bagus)
Terjual Denpasar


Sosok Yesus yang disalib dan Via Dolorosa (Thariq al-Alam)-Nya menjadi ilham utama karya-karya awal Gibran yang ditulis dalam bahasa Arab. Puncak mahakarya Gibran dalam bahasa Inggris Jesus the Son of Man, sesungguhnay merupakan kristalisasi dari karya-karya arabnya ini. Bagi Gibran, hidup Yesus yang laksana “badai di cakrawala tanpa batas”, merupakan acuan utama untuk memandang dan menjalani kehidupan. Bersama salib-Nya yang merangkul kehidupan, roh Gibran “melintas batas’ (passing over) ras, idiologi dan agama, yang untuk konteks kini akan menjadi wacana yang selalu relevan.

Gibran sangat dekat dengan ibunya dan cerita-cerita tentang Yesus selalu dikisahkan oleh ibunya dari sejak kecil, sehingga figur 'Sang Anak Manusia' inilah yang paling besar membentuk imaji-imajinya mengenai dunia dan kemanusiaan.

Bagi Gibran tidak ada cara yang lebih tepat untuk memahami misi Yesus kecuali cinta yang universal, yang terutama terarah kepada mereka yang miskin, lemah dan tidak berdaya.

Bagi Gibran, menabur kasih kepada 'saudara-saudara Yesus yang paling hina" adalah bentuk tanggapan terhadap kasih Kristus, ketimbang menyambutnya dengan kemeriahan perayaan-perayaan gereja. Gibran mempunyai pengalaman buruk dengan praktek kehidupan gereja yang korup, penindas dan pendukung tuan-tuan tanah kaya. Begitu mendalam sakit hatinya terhadap gereja sehingga ia tidak dapat lagi menghadiri kebaktian. Namun Gibran tidak lari atau mengusir Tuhan dari kehidupannya seperti yang telah dilakukan oleh Frederich Nietzche sang filosof, tetapi Gibran justru mengadukan semua pergumulannya kepada Yesus, Juruselamat dan pujaan hatinya.

"Holistic Spirituality" atau "spiritualitas semesta" adalah titik berangkat pengalaman iman Khalil Gibran didasarkan pada mistik Kristen atau pemahaman yang lebih menonjolkan pergumulan batin (hati)daripada dengan ratio.

Para bapa Gereja Kristen Timur mencari dasar kesatuan transendental agama-agama dari kedudukan Kristus sebagai Firman Allah dan bukan pada wujud nuzul kemanusiaannya, yang menurut istilah Gibran "rumah daging dan tulangnya"

Inti dari kesadaran mistik Kristen tersebut, bahwa gereja tidak berhak membatasi jangkauan wahyu ilahi. Karena itu gereja sadar sepenuhnya bahwa kebenaran Ilahi itu satu, dan tidak terbagi-bagi. Itulah dalil "benih Sabda Ilahi" berdasarkan pada Yoh.1:1-4 dan 8:42 dan 57-58.

Dari Sang Sabda yang sudah ada sejak semula bersama Allah itu, segala kebenaran universal itu berasal dan bermuara.

Konsekuensinya dari pandangan ini bahwa setiap orang yang hidup menurut the supreme logos (Firman yang mahatinggi), mereka adalah orang kristen dan semua orang dapat mengambil bagian di dalamnya. "Mereka yang hidup menurut jalan Sang Sabda adalah orang-orang "Kristen", sekalipun mereka itu disebut atheis."

Jadi kesimpulannya, Kristen bukan nama tapi perbuatan. "Segala yang telah dikatakan dengan benar oleh siapapun, adalah milik kami orang Kristen, ingat orang Samaria yang baik hati". Gibran menekankan bahwa setiap cahaya kebenaran darimanapun juga asalnya adalah karya Allah, dan tidak berasal dari selain Dia.

Mistik Kristen Timur memahami Salib Kristus sebagai 'jalan cinta' menuju Allah, dan akhir dari semua perjalanan jiwa manusia adalah manunggal dengan-Nya, bukan dalam dzat-Nya melainkan dengan tubuh kemuliaan Kristus yang telah bangkit dari antara orang mati dan naik ke Surga duduk di sebelah kanan Bapa-Nya.

Perbedaan Yesus dengan para filosof menurut Kahlil Gibran demikian. Hubungan Sokrates dengan pengikutnya lebih bersifat mental tetapi para murid Yesus lebih merasakan Ia selalu hadir ketimbang sekadar meresapi ajaran-ajaran-Nya. Inilah misteri yang selalu mempesona Gibran. Baginya Allah tidak dapat dipenjara oleh tembok-tembok pemisah agama.

Spiritualitas 'passing over' (melintas batas) dalam penghayatan agama sang Pujangga tidak lagi memandang baju atau simbol tapi isi atau hakikat.