Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Juru Bicara Tuhan: Antara Sains dan Agama

Judul: Juru Bicara Tuhan: Antara Sains dan Agama
Penulis: Ian G. Barbour
Penerbit: Mizan, 2002
Tebal: 345 halaman
Kondisi: Stok lama (bagus)
Stok Kosong


Manusia, siapa pun dia, pasti pernah disergap oleh pertanyaan-pertanyaan fundamental dalam sejarah hidupnya -semisal, apa sebenarnya hakikat keidupan dan kebenaran. Sekalipun kepenasaran bawaan semacam ini terkadang dilindas oleh kesibukan praktis sehari-hari, ia sesungguhnya tidak akan pernah padam sama sekali. Pertanyaan-pertanyaan semacam itu akan terus menuntut haknya: jawaban yang benar. Nah, di sinilah agama dan sains berjumpa -masing-masing mengklaim sebagai juru bicara kebenaran yang paling otoritatif.

Terhadap pertanyaan, "bagaimana manusia pertama muncul", misalnya, agama dan sains menawarkan jawaban yang -sekurang-kurangnya tampak- berbeda. Agama berbicara tentang Adam sebagai (hasil) ciptaan Tuhan, sementara sains berbicara tentang manusia sebagai produk evolusi. Orang bisa cepat-cepat menyimpulkan adanya hubungan konflik antara agama dan sains. Padahal, bukan tidak mungkin bisa diperoleh jawaban-jawaban yang sejalan dari kedua institusi ini. Lalu, bagaimana sebenarnya mendudukkan perkara ini dalam meja pemeriksaan kritis-argumentatif?

Ian G. Barbour -seorang mahaguru di dua disiplin sekaligus: fisika dan teologi- mencoba memetakan empat mazhab tentang hubungan sains dan agama: Konflik, Independensi, Dialog dan Integrasi. Pemetaan demikian -meskipun selalu mengandung simplifikasi- terbukti cukup memadai untuk membaca lanskap isu, gagasan, usulan solusi yang terbentang dalam wacana seputar hubungan agama dan sains ini.

Barbour kemudian menerapkan tipologi empat mazhab ini ke dalam disiplin-disiplin keilmuan yang sering memunculkan isu-isu krusial dalam konteks hubungan sains dan agama: evolusi, kosmologi, fisika kuantum, genetika dan neurosains (neuroscience).

Wacana ini menjadi demikian penting mengingat agama dan sains merupakan dua di antara kekuatan-kekuatan utama yang mempengaruhi nasib sejarah kemanusiaan -dulu, kini, dan masa depan. Sebab, seperti ditengarai oleh Whitehead, "Tidakkah berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan sejarah ditentukan oleh sikap generasi sekarang terhadap hubungan antara agama dan sains."