Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Shalat di Mata Sufi: Anugerah Terbesar dari Allah

Judul: Shalat di Mata Sufi: Anugerah Terbesar dari Allah
Penulis: Coleman Barks & Michael Green
Penerbit: Pustaka Hidayah, 2003
Tebal: 154 halaman
Kondisi: Stok lama (bagus)
Stok kosong

Shalat adalah anugerah terbesar dari Allah kepada umat manusia, kepada siapa saja yang dengan rendah hati mau dan bersedia barang sejenak mengesampingkan urusan-urusan duniawi dalam kehidupan sehari-hari demi memasuki ruang dan waktu yang suci.

Shalat adalah anugerah terbesar Allah yang bila dilaksanakan dengan penuh kepatuhan dan kesetiaan, akan melahirkan kekuatan psikologis yang mampu membantu kita mempertahankan dan mengungkapkan keselarasan batin yang mendalam.

Buku ini menyelami shalat lebih dalam melalui “mata” kearifan seorang syaikh sufi kontemporer, Bawa Muhayyaddin yang membentangkan jalan menuju berbagai realitas dan hakikat yang universal dan terdalam, dan juga melalui “mata” kebijakan sang maestro sufi par excellence abad ketiga belas, Jalaluddin Rumi.

Amalan shalat yang sederhana, mudah, dan mendasar,
Bacaan dan perkataan yang melibatkan segenap keberadaan seseorang.
Makna batin dari azan, wudu, dan pelukan spiritual yang penuh kedamaian.
Diungkap dalam bahasa tulisan dan gambar-gambar simbolis yang sangat kuat.


Shalat adalah perjalanan seorang makhluk kepada Khaliknya. ini adalah usaha seorang hamba untuk senantiasa dekat dan terus-menerus berusaha untuk selalu ingat kepada Rabbnya.

Dalam terminologi "anugerah terbesar dari ALLAH" yang dibawa oleh kedua pengarang buku ini, Michael Green dan Coleman Barks, ini menjelaskan tentang tuntunan seorang guru, Bawa Muhaiyaddin. buku ini seperti sebuah ucapan terima kasih kepada sang guru. berikut saya akan kutipkan satu paragraf pembuka, pengantar pada sosok Bawa.

..... Orang yang membangkitkan kesadaran kami adalah yang bernama Bawa Muhaiyaddin. bawa kurang dikenal dibandingkan Rumi. ada pertemuan-pertemuan lain dengan Bawa sekitar pergantian abad ini, namun dia benar-benar memasuki sejarah modern pada usia empat puluhan ketika seseorang menemukannya di sebuah tempat keramat di Sri Lanka, sebuah tempat yang sangat dihormati oleh kaum Hindu, Budha, Kristiani, dan Muslim. dia kelihatannya sangat tua usianya, tidak dipengaruhi oleh perjalanan waktu, meskipun lahiriahnya nampak muda dan kulitnya selembut kulit anak-anak.

Bawa selalu mengesampingkan pertanyaan-pertanyaan tentang sejarah pribadinya, sering kali dengan jawaban bahwa deskripsi tentang Tuhan adalah satu-satunya deskripsi paling penting. pada akhirnya, Bawa pergi ke Amerika, dan memulai hidup bersahaja di sebuah rumah di philadelphia. dia tak punya apa-apa. dia bukan milik siapa-siapa. dan hidupnya didedikasikan untuk kata-kata Rumi: Seorang sufi terbuka kedua tangannya untuk alam semesta, dan mendedikasikan kedua tangannya serta merta dan tanpa mengharapkan imbalan.

Tak seperti orang yang mengemis di jalanan minta uang demi kelangsungan hidupnya, seorang darwisy memohon agar Anda mau menerima dedikasi hidupnya. dia tidak memasang tarif, tak mau menerima hadiah, dan memperlakukan setiap pencari kebenaran seperti keluarga sendiri. orang yang hadir di saat waktu makan, selalu dimintai untuk tidak pergi. dia akan memberikan pertanyaan sederhana yang mengandung inspirasi: apa yang anda inginkan? apa pun jawabannya, Bawa akan mengembalikan jawaban tersebut dalam keadaan sudah mengalami perubahan yang menyeluruh .....

Sseperti bimbingan tentang shalat, buku ini disusun berdasarkan urutan-urutan:
    Mukadimah
    Shalat
    Waktu-waktu
    Azan
    Wudhu
    Tempat untuk shalat
    Kiblat
    Shalat
    Lebih jauh
    Bacaan

Dengan pemaparan dan menggalian hikmah spiritual yang khas Rumi dan Bawa, kita akan merasakan indahnya shalat dan Insya Allah akan dapat menikmati syahdunya ikatan cinta dalam tiap saat, rakaat, dan seluruh sujud serta munajad di dalamnya. yang dapat membimbing kita lebih dekat dan lebih pekat dalam CintaNya.

Akhir kata: selamat menikmati dan mensyukuri tiap detik dalam shalat dalam seluruh waktu kita.