Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Indonesia X-Files

Judul: Indonesia X-Files
Penulis: dr. Abdul Mun'im Idries, SpF
Penerbit: Noura Books
Tebal: 357 halaman
Kondisi: Stok lama (Bagus)
Harga: Rp. 60.000 (blm ongkir)
SMS/WA: 085225918312
PIN BBM: 5244DA2C


Jika membaca judul buku ini, kita akan teringat sebuah serial televisi populer, The X-Files. Seperti serial karya Chris Carter itu, Mun'im Idries dalam buku ini juga mencoba mengungkap sejumlah fakta kasus menonjol, yang selama ini masih menjadi perdebatan, dan dikaitkan dengan rekam jejak pengalamannya dari sisi forensik.

Fakta dari sederet kasus yang masih misterius dan belum terjawabkan coba diurai untuk mencari benang merahnya. Dari kematian Presiden Soekarno, kejanggalan kematian aktivis buruh Marsinah, penyebab kematian Munir, hingga penembakan Nasruddin, yang kini disoal mantan Ketua KPK, Antasari Azhar.

Kasus kematian Munir pada 7 September 2004, misalnya. Mun'im menyebut adanya senyawa yang mematikan masuk ke tubuh aktivis HAM itu hingga membuatnya kehilangan nyawa. Racun yang beraksi 30 menit setelah Munir meninggalkan Singapura itu menunjukkan fakta bahwa ia tidak dibunuh di atas pesawat.

Mun'im juga membeberkan bagaimana temuan otopsinya dalam kasus penembakan mahasiswa Trisakti, Mei 1998. Tragedi itu tak akan pernah dilupakan penulis, karena pada saat suasana mencekam, dia pun rela bertaruh nyawa menuju Rumah Sakit Sumber Waras untuk mengotopsi empat jenazah mahasiswa. Banyak kejanggalan dirasakan hingga Mun'im berani menyimpulkan bahwa kematian mahasiswa itu karena peluru tajam.

Selain temuan itu, Mun'im juga mencoba ''menggugat'' beberapa kejadian yang belum tersingkap. Misalnya kematian Michael De Guzman, ahli geologi Filipina yang juga Manajer Bre X, perusahaan yang terlibat dalam temuan emas di Busang, Kalimantan Timur, yang dikabarkan meloncat dari helikopter pada Maret 1997.

Begitu pula kematian Theys Eluay, Ketua Presidium Dewan Papua, pada 11 November 2004. Lalu tertembaknya Faturahman Al-Ghozi, yang oleh Pemerintah Filipina dicap sebagai teroris, pada Oktober 2003. Pemerintah Indonesia hanya bisa menerima jenazahnya, tanpa menelusuri teka-teki penyebab kematiannya secara medis.

Tidak hanya bercerita soal kasus, buku ini juga mengupas dan memberi pengetahuan luas tentang dunia kedokteran forensik, terutama indikasi-indikasi tindak kejahatan yang masih samar-samar sehingga ''mengaburkan'' pelaku sesungguhnya. Tak pelak, buku ini ibarat ''diktat kuliah'' mahasiswa serta kalangan profesional hukum, aparat kepolisian, dan kriminolog.

Bahkan mereka yang tidak bersentuhan dengan dunia hukum dapat memetik pelajaran penting dari buku ini. Apa yang mesti dilakukan, misalnya, ketika mendapati seorang perempuan yang tiba-tiba mengaku telah diperkosa? Perlukah masyarakat mengetahui bukti visum yang selama ini terkesan ditutupi? Apa tindakan yang harus dilakukan ketika menemukan sesosok mayat misterius, dan sebagainya.

Selama ini, banyak ahli forensik hanya membicarakan pengalaman dan apa tindakan yang seharusnya dilakukan ketika bersentuhan dengan keilmuannya. Namun sangat sedikit yang menuangkannya dalam tulisan. Bisa jadi, karena ilmu kedokteran bedah mayat ini memang tidak mudah dimengerti khalayak umum.

Kendati banyak buku sejenis yang ditulis akademisi dengan mengedepankan opini yang bersifat induktif dan hasil penelitian dalam metodologi ilmu forensik, apa yang disajikan Mun'im jauh berbeda. Apalagi, Mun'im secara tidak langsung ''membeberkan'' kualitas penegakan hukum di Tanah Air.

Anthony Djafar