Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Islamologi 1: Dari Teologi Statis ke Anarkis

Judul: Islamologi 1 (Dari Teologi Statis ke Anarkis)
Penulis: Hasan Hanafi
Penerbit: LKiS, 2003
Tebal: 211 halaman
Kondisi: Buku bekas (bagus)

Harga: Rp. 55.000 (belum ongkir)

Order: SMS 085225918312


Benturan antara paradigma rasional dan intuitif dalam tradisi kita telah mengakibatkan pemikiran filsafat menjadi mandeg dan bahkan mati. Hassan Hanafi tidak mau terjebak dalam kedua paradigma tersebut. Yang ia upayakan, dalam buku ini, adalah menggabungkan kedua paradigma tersebut untuk kemudian menyandingkannya dengan paradigma filsafat Barat, sehingga muncul sebuah paradigma baru dalam tradisi filsafat Islam yang mampu merespons tuntutan zaman. Sudah saatnya kita bergeser dari teologi statis-Irasional menuju anarkis-rasional.

Salah satu karya pemikiran Hassan Hanafi sejak 1978 yang kemudian dibukukan pada tahun 1981 adalah Dirasat Islamiyah (Studi Islam). Buku ini diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan judul: " Islamologi 1 Dari Teologi Statis Ke Anarkis" yang inti tulisannya mengupas tentang pemahaman Hassan Hanafi yang meliputi Ilmu Usuluddin, Nalar dan Transferensi (teks religius), serta Ilmu Usul Fiqh. Istilah statis ke anarkis mengandung makna dari sesuatu yang diam tidak bergerak berubah menuju sesuatu yang bebas tidak terikat satu aturan. Kajian ini merupakan elaborasi berbagai pandangan para pakar terdahulu. Telaah dikemas secara kontemporer diarahkan pada revitalisasi dan atau repersepsi materi klasik yang ada sesuai dengan tuntutan realitas dan jaman.

Ilmu Usuluddin dalam konteks tulisan Hassan Hanafi diarahkan pada strukturisasi dan teorisasi ideologi dan hipotesis (putusan rasional dalil-dalil ideologi pasca kematian rasul yang berpegang teguh pada rasio dan naql (teks religious). Pemahaman tentang ilmu Usuluddin dikaitkan dengan upaya sistematisasi problem kehidupan di dunia, berorientasi pada justifikasi kepercayaan relijius dan purifikasi keimanan dengan keyakinan. Ilmu usul Fiqh diteropong dengan studi eksploratif. Dengan ilmu inilah lalu direkontruksikan inklusivitas tradisi, integrasi antara yang lama dan yang baru. Melalui sela-sela usul Fiqh dapat diketahui dan diantisipasi masa lampau, masa kini dan masa depan kaum muslimin.

Paling tidak Hanafi mengeksplorasi tiga kesadaran dalam mengulas studi Islam. Pertama, kesadaran historis untuk mengetahui validitas teks-teks historis yang dapat ditransmisikan. Kedua, kesadaran spekulatif berkaitan atas pemahaman interpretasi teks-teks dari sudut analisis bahasa. Ketiga, kesadaran praksis, yang dikaitkan dengan keterhubungan atau relevansi nilai-nilai pada substansi kehidupan praksis kekinian.

Kesadaran tidak pernah bersifat pasif karena menyadari sesuatu berarti mengubah sesuatu. Kesadaran merupakan praksis tindakan Hanafi mencermati bahwa sebuah risalah pemikiran bukanlah suatu risalah pemikiran ideal apabila tidak berkaitan dengan realitas obyektif dan tidak memiliki kemasalahatan bagi masyarakat luas. Oleh karena itu pendekatan eksploratif yang dilakukan merupakan perpaduan antara kajian studi Islam klasik-tradisional dan pandangan Barat-modern serta dikaitkan pada tataran kekinian. Konsep ini sangat relevan ditinjau dari persoalan umat Islam pada masa lalu hingga kini.