Jual Buku Kahlil Gibran: Renungan-renungan Spiritual
Judul: Renungan-renungan Spiritual
Penulis: Kahlil Gibran
Penerbit: Bentang, 2001
Tebal: 122 halaman
Buku Bekas (cukup)
Penulis: Kahlil Gibran
Penerbit: Bentang, 2001
Tebal: 122 halaman
Buku Bekas (cukup)
Terjual Bekasi
Berikut ini bagian dari buku Renungan-renungan Spiritual yang paling saya suka:
Tujuh kali aku telah mengutuki jiwaku:
• Pertama kali ketika aku lihat ia merunduk agar menjadi tinggi.
• Kedua kali ketika aku lihat ia terpincang dihadapan orang-orang cacat.
• Ketiga kali ketika ia diberi pilihan antara yang sukar dan yang mudah, dan ia memilih yang mudah.
• Keempat kali ketika ia melakukan kesalahan, dan menghibur diri bahwa orang-orang lain juga melakukan kesalahan.
• Kelima kali ketika ia menunda karena lemah, dan mengatakan bahwa kesabarannya adalah kekuatan.
• Keenam kali ketika ia membenci keburukan sebuah wajah, dan tidak mengetahui bahwa itu adalah salah satu dari topeng dirinya.
• Dan yang ketujuh kali ketika ia menyanyikan sebuah lagu pujian, dan menganggap perbuatan itu kebajikan.
Makna manusia bukan pada apa yang telah dicapainya, melainkan pada apa yang ingin dicapainya.
Alangkah mulianya hati yang sedih yang bisa menyanyikan lagu gembira bersama hati yang gembira.
Persahabatan itu adalah pertanggungjawaban yang manis, bukan peluang.
Janganlah kamu memutihkan kesalahan-kesalahanmu dengan kebajikan-kebajikan semumu.
Hanya mereka yang memiliki rahasia-rahasia dalam hati-hati mereka, bisa menduga rahasia-rahasia dalam hati-hati kita.
Mereka berkata bahwa diam itu bertempat dalam keputusan; tetapi kukatakan padamu bahwa pengingkaran, pemberontakan, dan penghinaan bertempat dalam diam.
Selamatkan aku dari dia yang tidak mengatakan kebenaran kecuali kalau kebenaran itu menyakiti; dan dari orang yang berperilaku baik tetapi berniat jelek; dan dari dia yang memperoleh dirinya dengan mencela orang lain.
Syair adalah rahasia jiwa; jadi kenapa membocorkannya dengan kata-kata?
Si optimis melihat mawar bukan durinya; si pesimis memandang durinya, tidak melihat mawarnya.
Kebanyakan orang yang berperasaan halus dengan cepat menyakiti hatimu agar kamu tidak mendahului mereka dengan menyakiti hati mereka.