Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Komik Cara Mabrur Naik Haji dan Umrah

Judul: Cara Mabrur Naik Haji & Umrah
Naskah: A. Luqman; Gambar: Cahyo Baskoro
Penerbit: Nirmana, 2000
Tebal: 136 halaman (art paper full colour)
Kondisi: Stok lama (bagus)
Terjual Jakarta

Kloter pertama jamaah haji Indonesia, insya Allah, mulai terbang ke Tanah Suci pada 26 Januari ini. Para jamaah itu, selain membekali diri dengan kemampuan finansial dan mental, seyogianya juga dengan pemahaman terhadap pelaksanaan ritualnya. Bekal terakhir ini sangat penting. Sebab, tanpa pengetahuan dan pemahaman atas "prosedur" ritual itu, banyak yang tiba-tiba menjadi gagap ketika menjadi tamu Allah tersebut.

Sebagai bimbingan, selain ada manasik haji, puluhan buku tentang haji telah pula ditulis orang. Baik yang menyangkut teknis maupun pengalaman mereka yang telah menunaikan ibadah haji. Tapi, masih saja ada masalah-masalah praktis, baik yang ritual maupun dalam menjalani kehidupan sehari-hari di negeri Arab itu, yang kurang dipahami para jamaah.

Itu sebabnya, para jamaah memerlukan panduan praktis, ringkas, dan mudah dipahami. Rupanya, kebutuhan itu ditangkap oleh A. Luqman, sarjana arsitektur, penggagas dan penulis buku komik haji berjudul Cara Mabrur Naik Haji & Umrah ini. Komik haji pertama di Indonesia ini secara runtut memberikan bimbingan, dari tahapan pertama berupa persiapan, baik fisik maupun mental, selama berada di Tanah Suci, sampai kembali lagi ke Tanah Air.

Bimbingan dan informasi praktis di buku komik haji ini, antara lain, ketika hendak memasuki kompleks Masjidil Haram di Mekkah, tempat Ka'bah berada. Ka'bah sendiri berupa bangunan dua lantai yang amat luas, memiliki ratusan pintu untuk masuk dan keluar masjid. Bagi mereka yang baru melaksanakan ibadah haji, banyaknya pintu tersebut cukup membingungkan.

Tak jarang, untuk masuk dan keluar digunakan pintu yang berbeda. Ini membuat jamaah bisa tersesat. Itulah sebabnya, dalam komik haji ini, disarankan kepada jamaah untuk menghafalkan nama, nomor, dan warna pintu. Ada dua pintu gerbang -yang disebut bab- untuk memasuki kompleks Masjidil Haram. Yakni Bab Malik Abdul Aziz dan Bab Alfath. Nama dan nomor pintunya ditulis dalam Arab dan Latin.

Ada juga perbendaharaan bahasa Arab praktis, sebagai pedoman untuk berkomunikasi dengan penduduk setempat. Soal bahasa sebenarnya tak perlu dijadikan beban. Dengan sedikit menguasai kosakata Arab, para jamaah tak bakal kesulitan berkomunikasi. Apalagi, baik di lingkungan kompleks Masjidil Haram maupun di Masjid Nabawi, Madinah, banyak pedagang Arab yang fasih berbahasa Indonesia.

Belum lagi kalau kita bertemu penjaga toko yang asli Indonesia. Wah, seperti di kampung sendiri. Komik haji ini menjadi berarti bukan hanya karena mudah dibaca dan dipahami, melainkan juga dilengkapi dengan peta kota Mekkah yang dibuat dengan gaya komik. Ini sangat membantu, setidaknya agar jamaah tak tersesat di kota yang diharamkan buat orang-orang nonmuslim itu.

Tips berhaji dan berumrah, agar jamaah bisa beribadah dengan khusyuk dan nikmat, tersaji pula di buku ini. Buat kaum ibu yang akan berbelanja dan membeli oleh-oleh pun tersedia panduannya. Sebagai guide-book, komik ini didesain untuk pelaksanaan haji tahun 2001. Ini menjadi nilai plus tersendiri.

Misalnya soal mabit (bermalam) di Muzdalifah. Bila tahun-tahun sebelumnya jamaah hanya mengambil kerikil di malam hari di Muzdalifah, untuk tahun ini benar-benar bermalam. Tapi, ini mengandung konsekuensi, untuk tahun-tahun mendatang, bila dicetak ulang, buku ini memerlukan revisi. Terutama soal penjadwalan, atau bila ada kebijakan-kebijakan lain yang berlaku untuk tahun-tahun mendatang.

Penyajian lewat komik memang lebih menarik, atraktif, mudah dimengerti, dan lucu sehingga mendorong orang untuk membaca. Tapi, sayangnya, buku ini sedikit mengalami cacat, karena penjilidannya kurang kokoh. Halamannya mudah lepas. Ini mestinya tak terjadi karena, sebagai panduan, komik ini akan sering dibolak-balik, untuk mendapatkan informasinya.

Herry Mohammad