Buku Antologi Pusi Romansa Perjalanan
Buku ini merupakan kumpulan puisi penyair yang telah wafat pada 19 Januari 2000, Kirjomulyo. Dalam buku ini terhimpun beberapa kumpulan puisi Kirjomulyo sebelumnya: Buku Antologi Romansa Perjalanan 1, 2, dan 3; Lawan dan Karibmu; dan Dari Lembah Pualam. Perjalanan, tampaknya, memang seperti "benang merah" kumpulan yang memuat 146 puisi ini.
Lihatlah judul-judul puisinya: Romansa Kecapi Sunda, Jakarta, Sindoro-Sumbing, Lorojonggrang, atau Surat dari Malang. Kirjomulyo - lahir pada 1930 di Yogyakarta- memang sebuah "tonggak" dalam jagat puisi "kota gudeg" itu. Apalagi, selain menyair, ia juga dikenal sebagai penulis naskah drama yang produktif (Penggali Intan, Saat Kali Barito Kering, dan lain-lain).
Tapi, sebagaimana dikemukakan (mendiang) Linus Suryadi AG dalam catatan antologi ini, para kritikus seni Indonesia tidak -atau belum- menempatkan Kirjomulyo pada tempat semestinya. Maksudnya, para kritikus belum mengkaji perjalanan Kirjomulyo secara utuh -baru sepotong-potong.
Dengan terhimpunnya puisi-puisi Kirjomulyo -yang selama ini berserakan- dalam buku ini, diharapkan para peminat dan pengamat puisi lebih mudah mendapat gambaran yang utuh mengenai penyair -yang juga dikenal sebagai "pengembara"- kota Yogya ini. Paling tidak, Kirjomulyo adalah sebuah lema yang tidak bisa dihapus begitu saja dari jagat puisi Indonesia.
Kristiyanto
Lihatlah judul-judul puisinya: Romansa Kecapi Sunda, Jakarta, Sindoro-Sumbing, Lorojonggrang, atau Surat dari Malang. Kirjomulyo - lahir pada 1930 di Yogyakarta- memang sebuah "tonggak" dalam jagat puisi "kota gudeg" itu. Apalagi, selain menyair, ia juga dikenal sebagai penulis naskah drama yang produktif (Penggali Intan, Saat Kali Barito Kering, dan lain-lain).
Tapi, sebagaimana dikemukakan (mendiang) Linus Suryadi AG dalam catatan antologi ini, para kritikus seni Indonesia tidak -atau belum- menempatkan Kirjomulyo pada tempat semestinya. Maksudnya, para kritikus belum mengkaji perjalanan Kirjomulyo secara utuh -baru sepotong-potong.
Dengan terhimpunnya puisi-puisi Kirjomulyo -yang selama ini berserakan- dalam buku ini, diharapkan para peminat dan pengamat puisi lebih mudah mendapat gambaran yang utuh mengenai penyair -yang juga dikenal sebagai "pengembara"- kota Yogya ini. Paling tidak, Kirjomulyo adalah sebuah lema yang tidak bisa dihapus begitu saja dari jagat puisi Indonesia.
Kristiyanto