Rasulullah SAW is My Doctor
Rasulullah SAW is My Doctor
Penulis: Jerry D. Gray
Penerbit: Sinergi Publishing, Jakarta,
Dzulqa'idah 1431 H/Oktober 2010, 266 halaman .
Pada November 2004, Eko Prasetyo dari Yogyakarta menerbitkan buku bertitel Orang Miskin Dilarang Sakit. Buku ini mengkritik biaya kesehatan yang mahal, yang tak tertanggungkan oleh keluarga miskin. Ongkos obat dan rumah sakit membubung tinggi tanpa kontrol. Beragam penyakit membuat banyak pihak mendapat keuntungan, sedangkan si miskin makin tak terjamah, tak mampu beli obat dan membayar jasa dokter.
Eko Prasetyo menggugat sistem kesehatan yang kapitalistik, yang menindas orang-orang lemah dan tidak mampu. Ia tak sampai pada bagaimana agar orang bisa tetap sehat tanpa banyak mengeluarkan dana. Jika persoalannya dana, maka buku yang ditulis Jerry D. Gray boleh dijadikan alternatif.
Ya, pada akhir Oktober lalu, Jerry D. Gray meluncurkan buku Rasulullah SAW is My Doctor, yang memberi alternatif bagi umat Islam, baik yang kaya maupun miskin, untuk kembali ke konsep Nabi Muhammad SAW dalam menjaga kesehatan. Jerry, mantan anggota militer yang mualaf asal Amerika Serikat itu, adalah penulis yang cukup produktif. Bukunya, Deadly Mist, yang mengkritik Pemerintah Amerika Serikat yang menjadi biang perusak kesehatan masyarakat Indonesia, laris manis di pasaran.
Dalam buku teranyar itu, Jerry berangkat dari sabda Nabi Muhammad SAW, "Ada penyembuhan dalam jintan hitam untuk semua penyakit, kecuali kematian" (hadis riwayat Bukhari). Berangkat dari jintan hitam itulah, Jerry memulai pembahasannya. Bermula dari pengalaman pribadi, ditambah dengan riset, ia pun berani menuliskan pengalaman dan analisisnya.
Pengobatan dengan jintan hitam --yang dikenal dengan habbatussauda-- itu adalah pengobatan yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW. Selain dengan jintan hitam, ada juga madu, minyak zaitun, dan buah-buahan lainnya. Lalu ada pula bekam. Sudah banyak ulama dan tabib terdahulu, serta pakar medis sekarang, yang menulisnya. Tapi kehadiran buku Jerry ini punya keunikan tersendiri. Selain berdasarkan pengalaman pribadi, juga berdasarkan pengalaman mereka yang telah menjalaninya. Ia menganalisisnya secara detail dan menyimpulkannya secara cermat.
Untuk berbagai penyakit fisik itu, Jerry selalu merujuk pada Al-Quran dan hadis Nabi SAW sebagai sumber informasi dalam menemukan obat untuk berbagai macam penyakit. Dalam kata pengantarnya, Jerry merasa heran karena banyak umat Islam dari seluruh dunia yang menderita penyakit jantung. "Padahal, membaca Al-Quran secara teratur adalah obat nomor satu dalam menyembuhkan dan mencegah penyakit jantung," tulisnya di halaman 14. Ia pun merasa heran, tidak sedikit umat Islam yang menjalani operasi jantung dan minum obat yang berefek buruk pada sistem saraf pusat dibandingkan dengan membaca Al-Quran.
Tidak hanya penyakit fisik yang ditelaah, melainkan juga penyakit yang disebabkan oleh jin dan disembuhkan dengan cara me-ruqyah. Penyakit yang disebabkan gangguan jin ini bisa sembuh dengan bacaan surah dan ayat-ayat tertentu dalam Al-Quran. Di sini, Jerry mengingatkan agar dalam me-ruqyah, serta dalam melakukan zikir-zikir, tidak keluar dari koridor akidah yang benar. Yakni jangan sampai proses mengusir jin yang ada dalam diri seseorang dilakukan dengan cara-cara yang syirik. Rambu-rambu yang diberikannya pun jelas.
Kembali ke pengobatan cara Nabi SAW adalah kembali menata hidup secara sehat dan tidak lagi mengonsumsi obat berbahan dasar kimia. Sebab obat berbahan dasar kimia hanya dapat mengobati gejala suatu penyakit, tetapi tidak mampu menyembuhkan penyebab penyakit itu. Dengan pengobatan ala Nabi SAW, selain sehat, juga murah. Dan Eko Prasetyo tak perlu menulis buku Orang Miskin Dilarang Sakit Seri II.
Herry Mohammad
Penulis: Jerry D. Gray
Penerbit: Sinergi Publishing, Jakarta,
Dzulqa'idah 1431 H/Oktober 2010, 266 halaman .
Pada November 2004, Eko Prasetyo dari Yogyakarta menerbitkan buku bertitel Orang Miskin Dilarang Sakit. Buku ini mengkritik biaya kesehatan yang mahal, yang tak tertanggungkan oleh keluarga miskin. Ongkos obat dan rumah sakit membubung tinggi tanpa kontrol. Beragam penyakit membuat banyak pihak mendapat keuntungan, sedangkan si miskin makin tak terjamah, tak mampu beli obat dan membayar jasa dokter.
Eko Prasetyo menggugat sistem kesehatan yang kapitalistik, yang menindas orang-orang lemah dan tidak mampu. Ia tak sampai pada bagaimana agar orang bisa tetap sehat tanpa banyak mengeluarkan dana. Jika persoalannya dana, maka buku yang ditulis Jerry D. Gray boleh dijadikan alternatif.
Ya, pada akhir Oktober lalu, Jerry D. Gray meluncurkan buku Rasulullah SAW is My Doctor, yang memberi alternatif bagi umat Islam, baik yang kaya maupun miskin, untuk kembali ke konsep Nabi Muhammad SAW dalam menjaga kesehatan. Jerry, mantan anggota militer yang mualaf asal Amerika Serikat itu, adalah penulis yang cukup produktif. Bukunya, Deadly Mist, yang mengkritik Pemerintah Amerika Serikat yang menjadi biang perusak kesehatan masyarakat Indonesia, laris manis di pasaran.
Dalam buku teranyar itu, Jerry berangkat dari sabda Nabi Muhammad SAW, "Ada penyembuhan dalam jintan hitam untuk semua penyakit, kecuali kematian" (hadis riwayat Bukhari). Berangkat dari jintan hitam itulah, Jerry memulai pembahasannya. Bermula dari pengalaman pribadi, ditambah dengan riset, ia pun berani menuliskan pengalaman dan analisisnya.
Pengobatan dengan jintan hitam --yang dikenal dengan habbatussauda-- itu adalah pengobatan yang dianjurkan Nabi Muhammad SAW. Selain dengan jintan hitam, ada juga madu, minyak zaitun, dan buah-buahan lainnya. Lalu ada pula bekam. Sudah banyak ulama dan tabib terdahulu, serta pakar medis sekarang, yang menulisnya. Tapi kehadiran buku Jerry ini punya keunikan tersendiri. Selain berdasarkan pengalaman pribadi, juga berdasarkan pengalaman mereka yang telah menjalaninya. Ia menganalisisnya secara detail dan menyimpulkannya secara cermat.
Untuk berbagai penyakit fisik itu, Jerry selalu merujuk pada Al-Quran dan hadis Nabi SAW sebagai sumber informasi dalam menemukan obat untuk berbagai macam penyakit. Dalam kata pengantarnya, Jerry merasa heran karena banyak umat Islam dari seluruh dunia yang menderita penyakit jantung. "Padahal, membaca Al-Quran secara teratur adalah obat nomor satu dalam menyembuhkan dan mencegah penyakit jantung," tulisnya di halaman 14. Ia pun merasa heran, tidak sedikit umat Islam yang menjalani operasi jantung dan minum obat yang berefek buruk pada sistem saraf pusat dibandingkan dengan membaca Al-Quran.
Tidak hanya penyakit fisik yang ditelaah, melainkan juga penyakit yang disebabkan oleh jin dan disembuhkan dengan cara me-ruqyah. Penyakit yang disebabkan gangguan jin ini bisa sembuh dengan bacaan surah dan ayat-ayat tertentu dalam Al-Quran. Di sini, Jerry mengingatkan agar dalam me-ruqyah, serta dalam melakukan zikir-zikir, tidak keluar dari koridor akidah yang benar. Yakni jangan sampai proses mengusir jin yang ada dalam diri seseorang dilakukan dengan cara-cara yang syirik. Rambu-rambu yang diberikannya pun jelas.
Kembali ke pengobatan cara Nabi SAW adalah kembali menata hidup secara sehat dan tidak lagi mengonsumsi obat berbahan dasar kimia. Sebab obat berbahan dasar kimia hanya dapat mengobati gejala suatu penyakit, tetapi tidak mampu menyembuhkan penyebab penyakit itu. Dengan pengobatan ala Nabi SAW, selain sehat, juga murah. Dan Eko Prasetyo tak perlu menulis buku Orang Miskin Dilarang Sakit Seri II.
Herry Mohammad