Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pemikiran Politik Islam: Dari Masa Klasik Hingga Indonesia Kontemporer

Pemikiran Politik Islam: Dari Masa Klasik Hingga Indonesia Kontemporer
Penulis: Muhammad Iqbal & Amin Husein Nasution
Penerbit: Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2010, x+346 halaman

Islam dan politik tak bisa dipisahkan. Sebab ajaran Islam menyangkut seluruh proses kehidupan umat manusia, termasuk politik. Islam tidak mengenal sekularisasi, di mana peran agama dipinggirkan dalam mengelola negara-bangsa. Buku karya Muhammad Iqbal dan Amin Husein Nasution ini mengupas pemikiran politik Islam sejak masa klasik sampai masa Indonesia kontemporer.

Diawali dengan pemikiran politik Islam Abad Klasik dan Pertengahan, dengan menampilkan Al-Farabi sampai Ibnu Khaldun; pemikiran politik Islam modern dari Sayyid Jamaluddin al-Afghani sampai Mohammad Natsir; dan dinamika politik Islam Indonesia, dari periode kerajaan Nusantara sampai era reformasi.

Di Indonesia, hubungan Islam dengan politik mengalami dinamika seiring dengan kondisi zamannya. Pada masa kerajaan-kerajaan Nusantara, Islam bisa menyatu dengan aktivitas politik, dan para penguasa (raja atau sultan) mendapat justifikasi dari para ulama. Pada masa penjajahan, Islam menjadi kekuatan perlawanan terhadap kolonialisme.

Pada masa Indonesia modern, di awal kemerdekaan, umat Islam leluasa mengaktualisasikan gagasan-gagasan politik Islam yang mereka rumuskan, meskipun gagal karena kondisi sosial politik pada saat itu. Di era Orde Baru, hubungan umat Islam dengan pemerintah mengalami pasang-surut, bahkan pernah dicurigai sebagai kekuatan yang membahayakan dan bisa merusak kemajemukan bangsa Indonesia.

Tapi, di era reformasi, umat Islam mendapat angin segar, di mana cita-cita Islam boleh diperjuangkan lewat partai politik. Meski ada sekelompok kecil umat yang melakukan aksi-aksi kekerasan, kedua penulis percaya bahwa masa depan Islam Indonesia akan tampil dengan wajah yang ramah, yang menebarkan rahmat bagi alam semesta.

Herry Mohammad